Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peningkatan Cadangan di Negara Konsumen Picu Pelemahan Harga Batu Bara

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak November 2018 berakhir melemah 0,35% atau 0,40 poin di US$114,25 per metrik ton.
Alat berat dioperasikan untuk membongkar muatan batu bara dari kapal tongkang, di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Alat berat dioperasikan untuk membongkar muatan batu bara dari kapal tongkang, di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara ditutup mengakhiri reli penguatannya pada sesi perdagangan kemarin, Rabu (12/9/2018),

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak November 2018 berakhir melemah 0,35% atau 0,40 poin di US$114,25 per metrik ton.

Harga batu bara mengakhiri reli penguatan dua hari setelah poada sesi perdagangan sebelumnya, Selasa (11/9), harga batu bara kontrak November 2018 ditutup menguat 0,26% atau 0,30 poin di level US$114,65.

Sementara itu, di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif November 2018 juga ditutup melemah 0,54% atau 0,55 poin ke level US$100,45 per metrik ton.

Dilansir Bloomberg, penurunan harga komoditas ini dipicu oleh meningkatnya cadangan batu bara pada sejumlah negara konsumen batu bara terbesar.

“Ini diperkirakan akan menambah tekanan terhadap harga batu bara,” ungkap Hui Heng Tan, analis di Marex Spectron, seperti dikutip Bloomberg.

Berbanding terbalik dengan batu hitam, Harga minyak mentah menguat, dengan Brent menyentuh level US$80 per barel untuk pertama kalinya sejak Mei, di tengah tanda-tanda bahwa suplai global menyusut dengan cepat.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak Brent untuk pengiriman November pada perdagangan Rabu berakhir menguat 0,9% atau 68 sen di level US$79,74 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, setelah sebelumnya naik hingga menyentuh level 80,13.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober ditutup menguat 1,6% atau US$1,12 di level US$70,37 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi dalam lebih dari tujuh pekan. Total volume yang diperdagangkan sekitar 56% di atas rata-rata 100 hari.

Dilansir dari Bloomberg, upaya AS untuk mengisolasi Iran telah menghambat pengiriman dari pemasok no. 3 OPEC tersebut pada saat yang sama ketika stok minyak mentah Amerika menyusut ke level terendah dalam 3,5 tahun.

Badan energi AS, Energy Information Administration (EIA) pada Rabu (12/9) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah domestik turun 5,3 juta barel pekan lalu sebagian karena peningkatan ekspor. Sementara itu, stok bensin dan solar meningkat.

“Semua orang khawatir tentang pasokan minyak Iran dan turunnya persediaan AS,” kata Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research di Winchester, Massachusetts. “Kita menuju situasi pasokan yang ketat.”

 

Pergerakan harga batu bara kontrak November 2018 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

12 September

114,25 (-0,35%)

11 September

114,65 (+0,26%)

10 September

114,35 (+1,65%)

7 September

112,70 (-0,27%)

6 September

113,00  (+0,13%)

 Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper