Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Saling Serang, Bursa Asia Turun

Bursa saham Asia bergerak di kisaran level terendahnya dalam 14 bulan pada perdagangan pagi ini, Rabu (12/9/2018), saat kepercayaan investor terbebani ancaman verbal terbaru dalam konflik perdagangan AS-China yang semakin intensif.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia bergerak di kisaran level terendahnya dalam 14 bulan pada perdagangan pagi ini, Rabu (12/9/2018), saat kepercayaan investor terbebani ancaman verbal terbaru dalam konflik perdagangan AS-China yang semakin intensif.

Dilansir dari Reuters, indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang turun tipis 0,05% ke kisaran level terendahnya sejak Juli 2017 yang dibukukan pada perdagangan Senin (10/9).

Pada saat yang sama, indeks Nikkei Jepang turun 0,25%, bursa saham Australia turun 0,3%, dan indeks Kospi Korea Selatan naik tipis 0,15%.

Sentimen positif bagi para investor diredam perdebatan verbal antara AS dan China saat eskalasi tensi perdagangan yang telah berlangsung lama antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia ini berdampak pada terkikisnya daya tarik aset berisiko.

Pada Selasa (11/9), China menyatakan keinginannya kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk menerapkan sanksi senilai US$7 miliar per tahun pada AS sebagai pembalasan atas ketidakpatuhan AS dengan putusan dalam sengketa atas bea dumping AS.

Secara terpisah, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan pada hari yang sama bahwa Amerika Serikat mengambil sikap keras terhadap China.

Pasar ekuitas Asia dan emerging market telah terus terdampak ketegangan antara kedua negara, berikut kekhawatiran tentang krisis di Turki dan Argentina. Indeks MSCI emerging market telah jatuh ke level terendahnya sejak Mei 2017.

Meski demikian, pasar saham AS tetap menunjukkan ketahanan. Bursa Wall Street menguat pada Selasa didorong kenaikan saham Apple yang memimpin penguatan saham teknologi serta kenaikan lebih dari 2% dalam harga minyak yang mendorong saham energi.

“Dalam memikirkan prospek perang dagang, penting untuk membedakan perjalanan dan tujuan. Perjalanan akan tetap liar dan mengganggu. Tapi saya kira tujuan tidak seperti itu,” ujar Mohamed A. El-Erian, Kepala Penasihat Ekonomi di Allianz SE, kepada Reuters Global Markets Forum pada hari Rabu.

El-Erian memperkirakan Amerika Serikat pada akhirnya akan mengamankan konsesi perdagangan. Dia melihat kemungkinan 60% dari “perdagangan yang sedikit lebih adil tapi dan masih bebas”.

Ia juga melihat kemungkinan sebesar 25% dari perang perdagangan global dan 15% kemungkinan "Momen Reagan" yang secara signifikan meningkatkan lanskap untuk perdagangan internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper