Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi AS Tekan Harga Emas Comex

Nilai kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada akhir perdagangan Senin waktu setempat atau Selasa (11/9/2018) pagi WIB).
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, CHICAGO - Ekonomi AS terus berjaya dan mempengaruhi pasar termasuk pada bursa berjangka emas.

Nilai kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada akhir perdagangan Senin waktu setempat atau Selasa (11/9/2018) pagi WIB).

Penurunan terjadi, karena data ekonomi AS yang kuat mendukung ekspektasi untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, turun 0,6 dolar AS atau 0,05%, menjadi ditutup pada 1.199,8 dolar AS per ounce.

Amerika Serikat menciptakan 201.000 pekerjaan baru pada Agustus dan menjaga tingkat pengangguran di posisi terendah 18 tahun pada 3,9%, Demikian disampaikan Departemen Tenaga Kerja AS, Jumat(7/9).

Laporan pekerjaan yang kuat dipandang sebagai mendukung niat Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga acuannya, setidaknya sekali lagi pada September, yang sudah diperkirakan.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Federal Reserve AS dijadwalkan akan mengadakan pertemuan regulernya pada 25-26 September dan diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunganya.

Namun demikian, penurunan emas lebih lanjut tertahan oleh pelemahan dolar AS. Indeks dolar AS yang mengukur mata uang greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,22% menjadi 95,1475 pada pukul 19.00 GMT.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 1,1 sen AS atau 0,08%, menjadi menetap di 14,181 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober menambahkan 9,6 dolar AS atau 1,23%, menjadi ditutup pada 790 dolar AS per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Xinhua
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper