Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG & Rupiah Terus Menguat

Mengakhiri pekan mayoritas indeks saham Asia ditutup mixed, penguatan dipimpin oleh IHSG (1,30%) dan Indeks CSI (+0,45%) sedangkan indeks Nikkei (-0,80%), TOPIX (-0,48%) dan KOSPI (-0,26%) memimpin pelemahan.
Bursa Efek Indonesia/Reuters-Beawiharta
Bursa Efek Indonesia/Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA – Mengakhiri pekan mayoritas indeks saham Asia ditutup mixed, penguatan dipimpin oleh IHSG (1,30%) dan Indeks CSI (+0,45%) sedangkan indeks Nikkei (-0,80%), TOPIX (-0,48%) dan KOSPI (-0,26%) memimpin pelemahan.

IHSG ditutup menguat cukup optimis 75,37 poin ke level 5851.46 di antara indeks saham di Asia. 

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat mengungkap walaupun sentimennya positif, investor tetap kembali menunggu langkah terbaru pada perdagangan perdagangan AS-China serta aksi tunggu data utama dari negara terbesar di dunia itu.

"Aksi jual investor asing teredam pada akhir pekan setelah tercatat net sell Rp280,35 miliar. Emiten aneka industri (4.42%) dan consumer (-2.89%) memimpin penguatan," ungkapnya menjelaskan pada Sabtu (8/9/2018).

Menurutnya, data indeks keyakinan konsumen turun moderat dan data cadangan devisa masih berada di atas US$115 miliar seakan menjadi penawar ketegangan investor pada nilai tukar rupiah. "Melihat prospek perintah terhadap intervensi rupiah, masih mempunyai nafas," tuturnya.

Sementara itu, capital inflow telah memengaruhi penguatan rupiah, berdasarkan kurs referensi Jisdor, rupiah menjauhi ambang psikologis Rp15.000 ke level Rp14,884 atau menguat 0,28% dari level terlemahnya pada 5 September lalu. 

Upaya pemerintah menjaga stabilitas rupiah melalui pengumuman strategi mengurangi current account deficit (CAD) mulai membuahkan hasil, rupiah mulai bergerak di level Rp14.890 menjauhi level psikologis Rp15.000.

Kepala Pusat Kajian Ekonomi Makro Universitas Indonesia Febrio Kacaribu mengungkapkan hal itu merupakan dampak pengumuman kebijakan usaha pemerintah guna mengurangi CAD.

"Efek terbesarnya adalah di faktor pengumumannya bersamaan dengan kebijakan-kebijakan jangka pendek lainnya seperti tarif impor. Ini jelas membantu rupiah sebagai sentimen positif di pasar," ungkap Kacaribu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper