Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Emerging Market Masuk Tren Bearish, WTI Melemah

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober turun 1,4% atau 0,95 poin ke level US$67,77 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 9% di bawah rata-rata 100 hari.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah jatuh ke level terendah dalam dua pekan terakhir karena saham-saham di emerging markets masuk ke zona pasar bearish.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober turun 1,4% atau 0,95 poin ke level US$67,77 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 9% di bawah rata-rata 100 hari.

Brent untuk pengiriman November turun 1% atau 0,77 poin dan ditutup di level US$76,50 per barel di bursa ICE Futures Europe. Minyak mentah patokan global diperdagangkan pada premium US$8,98 lebih mahal dibanding WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, pasar saham emerging market memperpanjang pelemahan dari puncak Januari hingga 20%, yang merupakan ambang pasar bearish.

Sementara itu, Energy Information Administration melaporkan peningkatan cadangan bahan bakar di seluruh AS pada setelah pasokan di pusat distribusi minyak mentah terbesar di Cushing, Oklahoma, juga meningkat pekan lalu.

"Terlepas dari masuk atau tidaknya ke pasar bearish, ada beberapa pelemahan di sana," kata Brian Kessens, yang membantu mengelola aset energi senilai US$16 miliar di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg.

“Investor fokus pada apa yang mungkin berarti di masa depan untuk permintaan minyak global,” lanjutnya.

Selain dari kekhawatiran di emerging market, pelaku pasar fokus pada sanksi yang dikenakan AS terhadap Iran karena batas waktu awal November yang ditetapkan oleh AS pada ekspor Iran semakin dekat.

JXTG Holdings Inc., pengilangan terbesar Jepang, dan Idemitsu Kosan Co keduanya dikatakan telah melewatkan pembelian pasokan dari Iran pada bulan Oktober.

Sementara itu, EIA melaporkan pasokan bensin naik 1,85 juta barel pekan lalu, sementara stok bahan bakar distilat meningkat 3,12 juta. Cadangan minyak mentah di Cushing juga meningkat sebesar 549.000 barel, membayangi penurunan persediaan minyak mentah sebesar 4,3 juta barel.

“Laporan peningkatan cadangan pada titik tertentu telah menciptakan beberapa negativitas," kata Bart Melek, kepala analis komoditas global di TD Securities. “ Ada kekhawatiran bahwa akan ada sedikit penurunan permintaan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper