Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mirae Asset Sekuritas: Pasar SUN Cenderung Bervariasi

Mirae Asset Sekuritas memperkirakan bahwa harga surat utang negara atau SUN hari ini, Jumat (7/9/2018) secara umum masih akan bergerak bervariasi.
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA — Mirae Asset Sekuritas memperkirakan bahwa harga surat utang negara atau SUN hari ini, Jumat (7/9/2018) secara umum masih akan bergerak bervariasi.

Dhian Karyantono, Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas, mengatakan bahwa sentimen positif bagi harga SUN didorong turunnya yield US Treasury sebagai akibat dari rendahnya penyerapan tenaga kerja AS versi ADP dan pertumbuhan negatif biaya tenaga kerja AS di kuartal II-2018. 

"Namun Demikian, pasar diperkirakan mengantisipasi adanya sentimen negatif dari rilis data cadangan devisa Indonesia sore nanti dan kelanjutan rilis data tenaga kerja AS malam nanti," katanya dalam riset harian, Jumat (7/9/2018).

Berikut ini proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil SUN hari ini [harga (yield)] :

FR0063 (15 Mei 2023):  89,40 (8,40%) -  89,75  (8,31%)
FR0064 (15 Mei 2028):  84,00 (8,59%) -  84,60  (8,49%)
FR0065 (15 Mei 2033):  82,80 (8,72%) -  83,40  (8,64%)
FR0075 (15 Mei 2038):  85,80 (9,06%) -  86,80  (8,93%)

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hari ini diperkirakan bergerak fluktuatif pada rentang Rp14.820 – Rp14.913 dengan potensi menguat pada penutupan perdagangan hari ini. 

Review Perdagangan Kemarin

Dhian mengatakan, harga SUN secara umum bervariasi pada perdagangan terakhir.  Di tengah masih tingginya sentimen negatif global dan adanya intervensi dari Bank Indonesia, harga SUN secara umum bergerak bervariasi di mana khusus seri benchmark secara umum mengalami kenaikan harga. 

Dengan demikian, yield SUN bergerak bervariasi di mana yield 10 tahun SUN ditutup turun ke level 8,51% dibandingkan dengan hari sebelumnya sebesar 8,57% sekaligus mengakhiri rentetan kenaikan yield dalam 6 hari perdagangan terakhir. 

Di tengah pergerakan  harga SUN yang cenderung bervariasi tersebut dan di tengah masih tingginya ketidakpastian global membuat investor cenderung wait and see yang tercemin dari penurunan nominal transaksi dan frekuensi transaksi di pasar sekunder. 

Sementara itu, seiring dugaan adanya intervensi dari Bank Indonesia, rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan terakhir bergerak fluktuatif hingga pada akhirnya ditutup menguat sebesar 0,30% ke level Rp14.893.

Dari pasar global, tekanan dari Argentina, Turki, dan Afrika Selatan kembali menurun. Hal itu  tercermin dari menguatnya nilai tukar mata uang ketiga negara tersebut  terhadap dolar AS di mana nilai tukar Argentina Peso menguat sebesar 2,76% ke level 37,42, sedangkan Lira Turki dan Rand Afrika Selatan mengalami apresiasi masing-masing  sebesar 0,28% ke level 6,58 Lira dan sebesar 0,58% ke level 15,33 Rand. 

Yield US Treasury 10 tahun dan indeks dolar AS turun. Jelang akhir pekan ini, terdapat beberapa rilis data krusial ekonomi AS terutama data ketenagakerjaan yang terbagi menjadi dua sesi di mana sesi pertama, yakni Kamis malam waktu Indonesia, terdapat rilis data klaim tunjangan pengangguran AS, penyerapan tenaga kerja versi ADP, dan biaya tenaga kerja per unit. 

Sementara itu, sesi dua yaitu Jumat malam waktu Indonesia terdapat rilis data rata-rata upah tenaga kerja per jam. 

Pada sesi pertama semalam, beberapa rilis data memberikan sentimen cenderung positif bagi pasar obligasi Indonesia di mana data penyerapan tenaga kerja berdasarkan indikator ADP per Agustus 2018, di luar dugaan pasar, turun menjadi hanya sebesar 163 ribu tenaga kerja dibandingkan dengan Juli 2018 sebesar 217 ribu tenaga kerja. 

Sementara itu, biaya tenaga kerja per unit di sektor non pertanian tumbuh negatif sebesar 1% (QoQ) pada kuartal II - 2018. 

Meski demikian, penurunan yield tidak terlalu signifikan setelah indikator klaim tunjangan pengangguran awal (initial jobless claims) pada minggu yang berakhir 1 September 2018 menunjukkan level terendah sejak 49 tahun terakhir di level 203 ribu klaim. 

Merespon rilis beberapa tenaga kerja AS sesi pertama tersebut, indeks dolar AS  turun tipis ke level 95,04 poin (sebelumnya sebesar 95,18 poin). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper