Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MNC Sekuritas: Investor SUN Tunggu Data Cadangan Devisa Agustus

MNC Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Jumat (7/9/2018) harga Surat Utang Negara atau SUN masih akan cenderung bergerak bervariasi dengan perhatian investor akan fokus pada data cadangan devisa di akhir bulan Agustus 2018 yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia.
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA — MNC Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Jumat (7/9/2018) harga Surat Utang Negara atau SUN masih akan cenderung bergerak bervariasi dengan perhatian investor akan fokus pada data cadangan devisa di akhir bulan Agustus 2018 yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia.

I Made Adi Saputra, Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas, mengatakan bahwa sejak tahun 2018, angka cadangan devisa terus menunjukkan penurunan, di mana pada akhir bulan Juli 2018, angka cadangan devisa mencapai US$118,3 miliar mengalami penurunan sebesar US$1,5 miliar dibandingkan dengan posisi di akhir Juni 2018. 

Besaran cadangan devisa akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah gejolak yang terjadi di pasar valuta di negara - negara berkembang seiring dengan normalisasi kebijakan Bank Sentral Amerika maupun konflik perang dagang. 

Made memperkirakan, pergerakan harga Surat Utang Negara juga akan terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari Rabu, 12 September 2018. 

Adapun dari faktor eksternal, data yang dinantikan adalah data sektor tenaga kerja Amerika Serikat yang akan disampaikan pada hari ini waktu setempat.

"Dengan beberapa faktor di atas, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan nilai tukar rupiah dan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder," katanya dalam riset harian, Jumat (7/9/2018).

"Kami masih merekomendasikan kepada investor untuk melakukan pembelian secara bertahap pada Surat Berharga Negara dengan tenor pendek dan menengah yang kami lihat menawarkan tingkat imbal hasil yang menarik dengan resiko yang terukur di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih berfluktuasi," lanjutnya. 

Pilihan-pilihan tersebut di antaranya adalah ORI013, SR009, PBS016, PBS002, FR0069, FR0036, FR0053, FR0063, FR0046, FR0070, FR0044 dan FR0059.

Review Kamis 6 September

Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 6 September 2018 bergerak bervariasi dengan kecenderungan masih mengalami kenaikan di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi hingga sebesar 30 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 6 bps. 

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah mengalami perubahan berkisar antara 2 hingga 30 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga 60 bps. 

Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami perubahan berkisar antara 2 - 14 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 70 bps. 

Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang bergerak bervariasi pada perdagangan kemarin didukung oleh meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah. 

Investor mulai berani untuk melakukan pembelian Surat Utang Negara di pasar sekunder setelah dalam beberapa hari terakhir mengalami tekanan jual yang cukup besar. 

Namun demikian, investor masih cenderung berhati - hati dalam melakukan transaksi yang tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar. 

Selain itu, investor masih mencermati data cadangan devisa yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia pada hari ini, di mana data tersebut akan kembali mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika. 

Selain itu, pergerakan harga Surat Utang Negara juga dipengaruhi oleh rencana lelang penjualan Surat Utang Negara pada pekan depan, di mana pemerintah menargetkan penerbitan Surat Utang Negara senilai Rp10 triliun dari 7 seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor.

Pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 8,41% dengan didorong oleh adanya kenaikan harga terbatas sebesar 8 bps. 

Adapun imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan sebesar 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan sebesar 35 bps. 

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun terlihat tidak banyak mengalami perubahan masing - masing berada di level 8,65% dan 9,05%.

Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp11,46 triliun dari 38 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan, di mana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,94 triliun. 

Obligasi Pemerintah seri FR0031 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,39 triliun dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp1,29 triliun dari 28 kali transaksi di harga rata - rata 89,29%. 

Sementara itu dari perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk seri PBS015 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp210 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 90,62% dan diikuti oleh perdagangan PBS013 senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,16%.

Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagngan yang dilaporkan senilai Rp1,14 triliun dari 45 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. 

Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap IV Tahun 2016 Seri B (ISAT01BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp180 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,61% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Sinar Mas Multifinance Tahap I Tahun 2018 Seri A (SMMF01ACN1) senilai Rp140 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 98,74%.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup pada level 14893,00 mengalami penguatan sebesar 45,00 pts (0,30%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya. 

Bergerak mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14875,00 hingga 14905,00 per Dollar Amerika, nilai tukar rupiah memimpin penguatan mata uang regional terhadap Dollar Amerika. 

Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut sebagai respon atas kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan Bank Indonesia guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. 

Selain Rupiah, mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika adalah Yen Jepang (JPY) sebesar 0,20% dan Baht Thailand (THB) sebesar 0,09%. 

Sementara itu, mata uang Peso Philippina (PHP) terlihat mengalami pelemahan sebesar 0,44% terhadap Dollar Amerika yang diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,24% dan Rupee India (INR) sebesar 0,17%. 

Di kelompok negara - negara berkembang, mata uang Rand Afrika Selatan (ZAR) memimpin penguatan terhadap Dollar Amerika sebesar 0,46%.

Dari perdagangan surat utang global, arah pergerakan imbal hasilnya pada perdagangan kemarin juga bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan, di mana imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,877% dan tenor 30 tahun ditutup turun di level 3,054%. 

 Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) ditutup turun masing - masing di level 0,353% dan 1,416%. 

Adapun imbal hasil surat utang India ditutup dengan kenaikan terbatas di level 8,042% begitu pula imbal hasil surat utang Malaysia yang ditutup naik di level 4,186% dan surat utang China di level 3,625%.

Sementara itu dari indikator teknikal, perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin belum merubah tren pergerakan harga, di mana masih terlihat tren penurunan harga dalam jangka pendek untuk keseluruhan seri Surat Utang Negara. 

Harga Surat Utang Negara juga masih berada pada area jenuh jual (oversold) seiring dengan aksi jual investor yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper