Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Tertekan Saham Produsen Chip

Indeks Nasdaq kembali melemah pada akhir perdagangan Kamis (6/9/2018) setelah saham teknologi tertekan karena kekhawatiran tentang peningkatan regulasi, sementara peringatan dari KLA Tencor memimpin penurunan saham produsen chip.
Bursa saham AS/Reuters
Bursa saham AS/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Nasdaq kembali melemah pada akhir perdagangan Kamis (6/9/2018) setelah saham teknologi tertekan karena kekhawatiran tentang peningkatan regulasi, sementara peringatan dari KLA Tencor memimpin penurunan saham produsen chip.

Indeks Nasdaq ditutup melemah 0,91% atau 72,44 poin ke level 7.922,73, sedangkan indeks Dow Jones Industrial Composite menguat 0,08% atau 20,88 poin ke level 25.995,87 dan indeks Standard & Poor’s melemah 0,37% atau 10,55 poin ke 2.878,05.

Produsen chip Micron tenggelam 9% setelah Chief Financial Officer David Zinsner mengatakan harga chip NAND menurun pada kuartal ketiga dan setidaknya dua broker mengatakan pasar untuk chip NAND dan DRAM memburuk.

Saham KLA Tencor anjok 9% dan membebani produsen chip lainnya, setelah Chief Financial Officer perusahaan, Bren Higgins, mengatakan permintaan DRAM pada September masih rendah dan bahwa kenaikan bisnis ini di akhir tahun akan kurang dari yang diharapkan.

Indeks SE Semiconductor di Philadelphia turun 2,2%, dipimpin oleh saham Micron dan KLA Tencor.

Sementara itu, eksekutif Facebook dan Twitter memberi kesaksian perusahaan mereka di depan anggota parlemen AS yang skeptis pada hari Rabu dan Departemen Kehakiman AS mengatakan akan membahas pada pertemuan pada 25 September mendatang mengenai kekhawatiran bahwa platform media sosial tersebut sengaja menekan pertukaran ide secara bebas.

Saham Facebook turun 2,7%, Twitter turun 2,1%, Alphabet Inc tergelincir 1,8%, sedangkan dan Snap turun 2,3% ke level terendah baru.

Pelemahan tersebut, bersama dengan pelemahan emiten chip, mengirim indeks sektor teknologi S&P 500 turun 1,32%, paling tajam di antara 11 sektor lainnya.

"Sebagai pemegang saham, regulasi kapan saja muncul dan berdampak pada profitabilitas Anda," kata Kim Forrest, manajer portofolio senior di Fort Pitt Capital Group, seperti dikutip Bloomberg.

"Banyak saham chip naik secara dramatis awal tahun ini ... ada beberapa arus bawah yang tarif impor mungkin mempengaruhi saham-saham itu," lanjutnya.

Investor juga mengawasi perkembangan perdagangan karena periode komentar publik pada rencana pemerintahan Trump untuk mengenakan tarif impor pada barang asal China yang nilainya mencapai US$200 miliar berakhir pada Kamis.

Sementara itu, pembicaraan AS-Kanada tentang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) juga masih berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper