Bisnis.com, JAKARTA – Brasil, pengekspor kopi instan terbesar dunia dan salah satu pengirim biji kopi robusta mentah teratas dunia, mendapat panen yang mencapai rekor pada tahun ini dengan kualitas yang sangat baik.
Pada saat yang bersamaan, petani kini sibuk untuk membongkar muatan pasokan yang membludak setelah sebelumnya dilanda kekeringan pada beberapa tahun belakangan dan membuat panen kopinya menyusut. Semua itu membuat harga kopi tergelincir ke posisi terendah selama tiga tahun.
Menurut Edimilson Calegari, General manager Cooabriel, koperasi kopi robusta terbesar di Brasil, volume penjualannya menyentuh level tertinggi yang pernah ada.
Curah hujan tinggi bersamaan dengan keberhasilan irigasi telah membantu panen kopi robusta Brasil kembai melambung setelah menderita kekeringan sejak 2016. Sejumlah pohon yang ditanam saat ini juga sudah mulai berbunga dan siap untuk panen tahun depan. Sejauh ini tanaman kopi Brasil dalam keadaan baik.
Dari kompilasi data Cepea, bidang riset pertanian Universitas Sao Paolo, harga robusta Brasil mengalami penurunan hingga hampir 40% sejak mencapai rekor pada November 2016. Ketika permintaan kembali menguat, harga kembali terdorong dalam beberpaa pekan terakhir.
“Harga biji kopi Brasil masih 20% lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Gil Barabach, analis perusahaan konsultanSafras & Mercado, dikutip dari Bloomberg, Kamis (6/9/2018).
Adapun, pada penutupan Rabu (5/9), harga kopi di Intercontinental Exchange (ICE) tercatat naik 2,35 poin atau 2,32% menjadi US$103,80 sen per pon, dengan penurunan sebesar 20,68% secara year-to-date (ytd).
Selama setahun, kopi ICE tercatat mengalami penurunan sekitar 24% karena produksi di Vietnam juga mengalami peningkatan. Vietnam merupakan salah satu negara dengan pertanian kopi dan pengekspor teratas di dunia.
“Laju penjualan yang cepat di Brasil memberi sinyal bahwa tekanan pada harga kopi akan segera berkurang pada akhir tahun,” kata Rodrigo Costa, Direktur Comexim, perusahaan perdagangan Brasil.
Aguinaldo Jose de Lima, Direktur kelompok industri Abics, mengatakan bahwa pengolah dan pemanggang kopi Brasil telah meningkatkan penggunaan beragam jenis kopi dalam campuran kopi domestiknya. Para pembuat kopi instan juga telah membeli dengan volume yang lebih besar pada tahun ini.
Sementara itu, Nelson Carvalhaes, Kepala Grup Pengiriman CeCafe mengatakan bahwa ekspor untuk biji kopi mentah, kopi hijau, dan robusta pada Agustus diperkirakan mengalami peningkatan sejak April 2015.
Andri Hardianto, analis Asia Trade Point Futures, mengatakan bahwa meskipun pada perdagangan Kamis (6/9) mengalami sedikit, tetapi kemungkinan kelebihan pasokan masih membayangi kenaikan harga, terutama di Brasil.
“Hari ini masih naik tipis disebabkan oleh penguatan mata uang Brasil dan harapan jika perang dagang terus berlanjut antara AS dan China, maka China akan mengalihkan pembelian komoditasnya ke Brasil. Namun, bayang-bayang over-supply masih menjadi perhatian pelaku pasar,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/9/2018).
Andri mengatakan bahwa kenaikan harga untuk sisa tahun ini sulit dicapai karena panen yang membludak, sementara permintaan tidak mampu menyerap seluruh jumlah produksi kopi dari Brasil.
Andri memproyeksikan harga kopi hingga akhir tahun ini berada di kisaran US$95 – US$100 sen per pon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
