Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi: Seri Acuan SUN Berpotensi Menguat Terbatas

Mirae Asset Sekuritas memperkirakan bahwa harga surat utang negara atau SUN hari ini, Kamis (6/9/2018) secara umum bergerak bervariasi di mana khusus seri benchmark seri FR0063, FR0064, dan FR0075 ada potensi untuk menguat terbatas.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Mirae Asset Sekuritas memperkirakan bahwa harga surat utang negara atau SUN hari ini, Kamis (6/9/2018) secara umum bergerak bervariasi di mana khusus seri benchmark seri FR0063, FR0064, dan FR0075 ada potensi untuk menguat terbatas.

Dhian Karyantono, Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas, mengatakan bahwa sentimen positif bagi harga SUN didorong oleh cenderung menurunnya tekanan dari krisis ekonomi Turki, Argentina, dan Afrika Selatan serta turunnya indeks dolar AS.

"Sementara itu, sentimen negatif didorong oleh kekhawatiran terkait meningkatnya tensi perang dagang pasca melebarnya defisit neraca dagang AS dan jelang sentimen dari rilis data ketenagakerjaan AS," katanya dalam riset harian, Kamis (6/9/2018).

Berikut ini proyeksi pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri acuan SUN hari ini:

FR0063 (15 Mei 2023): 89,40 (8,40%) - 89,70 (8,32%)
FR0064 (15 Mei 2028): 83,60 (8,66%) - 84,30 (8,54%)
FR0065 (15 Mei 2033): 82,30 (8,79%) - 82,80 (8,72%)
FR0075 (15 Mei 2038): 86,00 (9,03%) - 87,00 (8,91%)

Sementara itu, rupiah hari ini diperkirakan bergerak fluktuatif pada rentang Rp14.900 – Rp14.970 pper dolar AS dengan potensi melemah pada penutupan perdagangan hari ini.

Adapun, sentimen negatif dari ekonomi Afrika Selatan dan perang dagang mendorong harga SUN melanjutkan tren penurunan pada perdagangan kemarin.

Harga SUN secara umum pada perdagangan terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan di mana rata-rata SUN tenor pendek turun sebesar 48,74 bps sementara SUN tenor menengah dan panjang masing-masing mengalami rata-rata penurunan sebesar 170,39 bps dan 328,28 bps.

Dengan demikian, yield SUN meningkat di mana acuan 10 tahun meningkat signifikan sebesar 0,20 poin persentase ke level 8,56% yang merupakan kenaikan yield 10 tahun tertinggi sejak sentimen dari krisis mata uang Lira 13 Agustus 2018 lalu.

Hal tersebut didorong oleh kekhawatiran pasar terkait volatilitas negara berkembang setelah ekonomi Afrika Selatan mengalami pertumbuhan negatif secara kuartalan dalam dua kuartal berturut-turut yang merupakan kejadian pertama kali sejak 2009.

Selain itu, besarnya kemungkinan tidak tercapainya kesepakatan renegosiasi perdagangan bebas antara AS dan Kanada serta jelang diberlakukannya kenaikan impor tarif produk Tiongkok senilai $200 miliar oleh AS membuat tekanan bagi pasar obligasi Indonesia menjadi semakin besar.

Penurunan harga SUN yang signifikan tersebut cenderung tidak selaras dengan depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang pada perdagangan terakhir mengalami depresiasi tipis sebesar 0,02% ke level Rp14.938 seiring dugaan adanya intervensi di pasar valas oleh Bank Indonesia.

Di pasar global, sentimen dari melebarnya neraca dagang AS membuat yield US Treasury 10 tahun cenderung stagnan di level 2,90% sementara indeks dolar AS turun ke level 95,18 poin. Stagnannya yield US Treasury khususnya tenor 10 tahun diperkirakan seiring antisipasi investor jelang rilis beberapa data ketenagakerjaan AS minggu ini.

Di sisi lain, sentimen negatif dari Turki, Argentina, dan Afrika Selatan cenderung mereda. Hal itu tercermin dari menguatnya mata uang ketiga negara tersebut terhadap dolar AS di mana lira menguat sebesar 1,05% ke level 6,60 lira sementara Argentina Peso dan Rand mengalami apresiasi masing-masing sebesar 1,22% ke level 38,48 Argentina Peso dan 0,11% ke level 15,47 Rand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper