Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Kata Analis soal Penambahan Lahan Proyek oleh Emiten

Aksi akuisisi berukuran jumbo yang dilakukan sejumlah emiten merupakan langkah tepat untuk proyek jangka panjang sehingga dapat mendorong kinerja perusahaan nantinya.
Properti mewah di Ubud, Bali./Antara-Dewa Wiguna
Properti mewah di Ubud, Bali./Antara-Dewa Wiguna

Bisnis.com, JAKARTA — Aksi akuisisi berukuran jumbo yang dilakukan sejumlah emiten merupakan langkah tepat untuk proyek jangka panjang sehingga dapat mendorong kinerja perusahaan nantinya.

Kepala Riset Koneksi Capital Alfred Nainggolan menyampaikan, sejatinya lahan merupakan bahan baku bagi emiten properti. Kendati kondisi pasar masih belum bergairah, perusahaan tetap perlu menambah lahan untuk proyek jangka panjang.

“Walaupun kondisi saat ini masih berat, akuisisi lahan bertujuan untuk jangka panjang,” tuturnya, Kamis (6/9/2018).

Emiten yang mengakuisisi lahan dalam volume jumbo seperti MYRX, CTRA, dan KPIG pun sudah memiliki perencanaan perihal proyek skala besar yang akan dilakukan. Selain perencanaan pengembangan, perusahaan tentunya harus memiliki strategi pendanaan yang tepat.

Opsi pendanaan dari ekuitas, sambung Alfred, perlu memertimbangkan agar belanja operasional dan modal kerja lainnya tidak terganggu. Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2018, ekuitas CTRA sebesar Rp15,46 triliun, KPIG Rp12,36 triliun, dan MYRX Rp7,87 triliun.

Pinjaman perbankan juga masih menjadi pilihan menarik bagi emiten. Pasalnya, suku bunga acuan BI diperkirakan tidak akan naik lagi pada 2018 sehingga bunga kredit masih terjangkau.

Adapun, pencarian dana melalui pasar modal seperti IPO atau rights issue diperkirakan tidak akan berjalan mulus, kecuali emiten sudah memiliki pembeli siaga yang siap menyerap saham baru. Langkah IPO juga menunjukkan emiten memercayai anak usahanya berkembang secara mandiri.

Alfred menyampaikan, pasar properti –khususnya kelas menengah ke atas yang didominasi konsumen investor—diperkirakan baru akan pulih pada 2019—2020. Konsumen kelas ini menjalankan investasinya dengan mempertimbangkan faktor makro ekonomi dan kondisi politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper