Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEJOLAK NILAI TUKAR: Rupiah Belum Beranjak dari Tren Pelemahan

Nilai tukar rupiah menguat tipis, masih bertahan pada posisi Rp14.900-an per dolar Amerika Serikat. Penguatan mata uang Paman Sam masih menjadi faktor utama pelemahan rupiah.
Perbandingan kurs rupiah tahun 1998, 2008, dan 2018./Bisnis-Radityo Eko
Perbandingan kurs rupiah tahun 1998, 2008, dan 2018./Bisnis-Radityo Eko

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menguat tipis, masih bertahan pada posisi Rp14.900-an per dolar Amerika Serikat. Penguatan mata uang Paman Sam masih menjadi faktor utama pelemahan rupiah.

Pada perdagangan Rabu (5/9), rupiah tercatat menguat 2 poin atau 0,013% menjadi Ro14.933 per dolar AS dari penutupan perdagangan hari sebelumnya. Secara year-yo-date kurs rupiah tercatat melemah di hadapan dolar AS hingga 9,22%.

“Meskipun dibuka menguat pagi ini, tetapi penguatan yang terjadi hanya sedikit ini masih menggambarkan bahwa rupiah masih berada dalam tekanan, dengan semakin mendekati level psikologis 15.000,” ujar Deddy Yusuf Siregar, analis Asia Trade Point Futures (ATPF) dalam laporan resminya, Rabu (5/9/2018).

Pada sesi perdagangan yang sama, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata greenback di hadapan sekelompok mata uang, tercatat turun tipis 0,06% dari penutupan sesi sebelumnya dan berada di posisi 95,37.

Dolar AS yang masih tergolong sangat kuat dinilai menjadi salah satu faktor utama penekan rupiah. Penguatan dolar AS yang terjadi akibat kekhawatiran pelaku pasar global pada krisis Turki dan Argentina yang dikhawatirkan bisa menyebar ke emerging markets.

“Pasar global khawatir terhadap dampak krisis Turki dan Argentina kepada negara-negara berkembang serta perang dagang yang kembali memanas, menjadi sentimen yang mampu terus mendorong penguatan dolar AS,” tambahnya.

Sementara dari domestik, aksi spekulasi besar-besaran pada Selasa (4/9) membuat kurs rupiah terdepresiasi sangat dalam.

“Namun, pagi ini tampaknya dengan volume perdagangan yang masih tipis dan pengawasan yang ketat dari otoritas moneter dalam negeri, untuk sementara mampu meredam aksi spekulasi terhadap rupiah.”

Adapun, untuk pekan ini akan dirilis data sektor tenaga kerja AS pada Jumat (7/9) akan menjadi perhatian pelaku pasar.

Deddy memproyeksikan rupiah akan bergerak pada posisi Rp14.900 – Rp15.170 per dolar AS dalam sepekan ke depan. Dia menjelaskan bahwa tren perdagangan mata uang saat ini secara keseluruhan banyak yang membeli dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper