Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Melemah ke 14.927, Resesi Afsel Tambah Tekanan Emerging Market

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Rabu (5/9/2018) di Rp14.927 per dolar AS, melemah 87 poin atau 0,58% dari posisi Rp14.840 pada Selasa (4/9/2018).
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Rabu (5/9/2018) di Rp14.927 per dolar AS, melemah 87 poin atau 0,58% dari posisi Rp14.840 pada Selasa (4/9/2018).

Kurs jual ditetapkan Rp15.002 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.852 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp150.

Di pasar spot, berdasarkan data Bloomberg, rupiah terpantau menguat tipis 2 poin atau 0,01% ke level Rp14.933 per dolar AS pada pukul 11.07 WIB, setelah dibuka rebound 9 poin atau 0,06%  di posisi 14.926.  

Adapun pada perdagangan Selasa (4/9), rupiah ditutup melemah 120 poin atau 0,81% di level 14.935 per dolar AS.

Sementara itu, mata uang lainnya di Asia bergerak variatif terhadap dolar AS. Won Korea Selatan yang terdepresiasi 0,13% memimpin pelemahan sejumlah mata uang Asia, sedangkan rupee India yang naik 0,07% mengalami penguatan terbesar di antara mata uang lainnya.

Di sisi lain, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau turun 0,10% atau 0,093 poin ke level 95,346 pada pukul 10.57 WIB.

Indeks dolar mulai tergelincir ketika dibuka turun 0,031 poin atau 0,03% di level 95,408, setelah pada perdagangan Selasa (4/9) berakhir menguat 0,31% atau 0,299 poin di posisi 95,439.

Dilansir dari Bloomberg, mata uang di Asia mencoba berkonsolidasi pascapelemahan yang dialami dalam beberapa waktu terakhir, saat dolar AS turun untuk pertama kalinya dalam lima hari menyusul aksi jual pada ekuitas dan obligasi AS.

Meski demikian, sentimen untuk aset-aset berisiko tetap rentan dengan bursa saham regional turun untuk hari kelima akibat kekhawatiran meluasnya pergolakan dari emerging markets.

Negara-negara emerging market semakin tertekan menyusul kabar ekonomi Afrika Selatan yang terperosok ke dalam resesi pada Selasa (4/9), sehari setelah Turki melaporkan lonjakan inflasi. Di sisi lain, Filipina hari ini mengumumkan inflasi yang melebihi 6%, untuk pertama kalinya sejak 2009.

Nilai tukar rupiah pun tetap medekati level Rp15.000 per dolar AS, sedangkan rupee India - nilai tukar lainnya yang dilanda kekhawatiran defisit transaksi berjalan – siap membukukan rekor terendah baru.

“Ketidakpastian terus membayangi perundingan perdagangan dan emerging market,” tulis Min Gyeong-won, ekonom di Woori Bank, seperti dikutip Bloomberg. “Kontraksi ekonomi Afrika Selatan pada kuartal kedua menambah pesimisme pada emerging market, sekaligus mengurangi sentimen untuk aset-aset berisiko.”

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

5 September

14.927

4 September

14.840

3 September

14.767

31 Agustus

14.711

30 Agustus

14.655

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper