Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Perdagangan Tekan Indeks Topix Melemah Lima Hari

Indeks Topix Jepang ditutup melemah di hari kelima berturut-turut pada perdagangan Rabu (5/9/2018) karena investor melihat tanda-tanda perlambatan perdagangan dalam data manufaktur AS.
Bursa saham Tokyo, Jepang.
Bursa saham Tokyo, Jepang.

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Topix Jepang ditutup melemah pada hari kelima berturut-turut pada perdagangan Rabu (5/9/2018) karena investor melihat tanda-tanda perlambatan perdagangan dalam data manufaktur AS.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix ditutup melemah 0,77% atau 13,28 poin ke level 1.704,96, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup turun 0,51% atau 116,07 poin ke level 22.580,83.

Sektor telekomunikasi dan bahan kimia menjadi hambatan terbesar pada indeks Topix, sementara emiten pertambangan dan kertas termasuk di antara empat sub-sektor industri yang naik.

Adapun emiten ritel, seperti produsen kosmetik Shiseido Co, jatuh karena kekhawatiran bahwa topan Jebi akan menurunkan jumlah pengunjung luar negeri. Saham Shideido merosot 4,2%.

Sementara itu, yen menahan pelemahan terhadap dolar setelah Donald Trump mengancam akan meningkatkan sengketa perdagangan dengan China.

Indeks manufaktur AS yang dirilis ISM secara tak terduga melonjak ke posisi tertinggi sejak Mei 2004 karena jumlah pesanan, produksi, dan pekerjaan meningkat. Namun, jumlah pesanan ekspor turun ke level terendah dalam 10 bulan terakhir sementara indeks impor merosot ke tingkat yang tidak terlihat sejak September.

Penurunan ekspor dan impor tersebut menandakan bahwa peningkatan friksi perdagangan dalam beberapa bulan terakhir ini telah berdampak pada perdagangan AS sendiri.

"Pandangan kali ini adalah negosiasi perdagangan AS dengan Kanada dan China akan terus berlarut-larut, dan investor, terutama investor asing, sangat cenderung untuk bersikap wait and see," ungkap Katsuhiko Nakamura, analis teknikal senior di Mizuho Securities Co, seperti dikutip Bloomberg.

"Data manufaktur ISM bagus tetapi angka perdagangan rendah dan pasar melihat ini sebagai tanda bahwa dampak dari gesekan perdagangan mulai terwujud," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper