Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiwoom Sekuritas: Pasar Didominasi Sentimen Perang Dagang

Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa hari ini, Rabu (5/9/2018) pasar saham akan didominasi oleh sentimen mengenai perang dagang yang mana Presiden Amerika Donald Trumph akan mengumumkan penerapan tarif baru senilai US$200 miliar terhadap produk produk tambahan China yang siap dilaksanakan pada Kamis, 6 September 2018.
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA--Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa hari ini, Rabu (5/9/2018) pasar saham akan didominasi oleh sentimen mengenai perang dagang yang mana Presiden Amerika Serikat Donald Trumph akan mengumumkan penerapan tarif baru senilai US$200 miliar terhadap produk produk tambahan China yang siap dilaksanakan pada Kamis, 6 September 2018.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa di tengah penantian pemberlakuan ini, perundingan Amerika dan Kanada terkait NAFTA juga mengalami jalan buntu, meskipun pembicaraan akan dilanjutkan pada akhir pekan ini. Apabila Kanada tetap pada keputusannya, maka Trump akan menandatangani kesepakatan bilateral bersama Meksiko.

Sentimen global lainnya adalah krisis ekonomi Turki dan Argentina, pemilu Brazil, serta reformasi pajak dan tanah di Afrika Selatan.

Di beberapa Bank Buku 4 kemarin, dolar telah diperjualbelikan di atas Rp 15.000. Untuk mendukung penguatan rupiah, pemerintah akan memaksa eksportir untuk memulangkan devisa hasil ekspor dan mengkonversinya ke rupiah dalam jangka waktu tertentu.

"Apapun caranya, kami menilai bahwa yang dibutuhkan adalah dorongan jangka pendek terhadap rupiah, sehingga mampu menahan pelemahan lebih lanjut dari rupiah yang sedang tak berdaya," katanya dalam riset harian, Rabu (5/9/2018).

Gubernur Bank Indonesia pun menyampaikan, fokus jangka pendek adalah menstabilkan rupiah serta lebih intensif dalam melakukan intervensi.

"Secara teknikal, indeks IHSG berpotensi melemah dengan support dan resistance di level 5.834-5.959," katanya.

Adapun, pada perdagangan kemarin, Selasa (4/9/2018) indeks IHSG ditutup turun 1,04% ke level 5,905. Sektor industri yang mengalami penurunan terbesar pada sektor barang konsumsi 2,45% dan infrastruktur 1,90% sedangkan yang mengalami penguatan hanya pada sektor barang konsumsi 0,26%.

Sementara itu, investor asing membukukan net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp428,48 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper