Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Melonjak, Harga Batu Bara Lanjut Menguat

Harga batu bara berhasil melanjutkan penguatannya pada sesi perdagangan kedua berturut-turut, Senin (3/9/2018)
Alat berat dioperasikan untuk membongkar muatan batu bara dari kapal tongkang, di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Alat berat dioperasikan untuk membongkar muatan batu bara dari kapal tongkang, di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara berhasil melanjutkan penguatannya pada sesi perdagangan kedua berturut-turut, Senin (3/9/2018). 

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif November 2018 berakhir menguat 1,13% atau 1,25 poin di US$111,40 per metrik ton.

Adapun pada perdagangan Jumat (31/8) harga batu bara kontrak November 2018 rebound dan ditutup naik 0,18% di posisi 110,15.

Harga batu bara di bursa ICE Rotterdam juga berakhir menguat untuk sesi kedua berturut-turut. Harga batu bara untuk kontrak teraktif Maret 2019 ditutup menguat 0,96% atau 0,90 poin di level US$94,65 per metrik ton kemarin.

Sementara itu, harga minyak mentah naik ke level tertinggi dalam hampir dua bulan terakhir pada perdagangan Senin (3/9) karena ekspor minyak mentah Iran jatuh, dengan pembeli Asia mengambil lebih sedikit kargo di negara Timur Tengah tersebut sebelum sanksi AS berlaku penuh.

Minyak Brent berjangka untuk kontrak November ditutup menguat 0,51 poin di level US$78,15 per barel di bursa ICE Futures Europe di London, tertinggi sejak 10 Juli.

Sementara itu, minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober menguat 0,30 ke level US$70,10 di New York Mercantile Exchange. Perdagangan dihentikan tepat sebelum pukul 13.00 karena hari libur Hari Buruh di AS.

Dilansir Bloomberg, Iran mengekspor hanya di bawah 2,1 juta barel per hari minyak mentah dan kondensat pada bulan Agustus, level terendah sejak Maret 2016. Sementara itu, para pelaku pasar mengamati output Arab Saudi dan Rusia untuk tanda-tanda kedua negara tersebut mengisi potensi kesenjangan dalam pasokan.

Rusia terus memompa minyak mendekati level tertinggi pasca-Soviet bulan lalu, sementara output OPEC naik ke level tertinggi tahun ini.

"Mendasari sentimen bullish yang berlaku adalah pandangan pasokan yang semakin mendukung," kata analis PVM Oil Associates Stephen Brennock, seperti dikutip Bloomberg. "Ini banyak dikarenakan penurunan dalam ekspor minyak Iran."

Minyak rebound bulan lalu karena penurunan ekspor Iran menambah kekhawatiran atas produksi yang jatuh di Venezuela, membantu mengimbangi kekhawatiran bahwa perang perdagangan antara AS dan China akan mengurangi permintaan.

Giovanni Staunovo, analis di UBS Group AG di Zurich, mengatakan penghentian aktivitas di ladang minyak North Sea Buzzard, yang ditutup sejak 31 Agustus, juga kemungkinan akan menjaga pasar minyak fisik tetap ketat selama beberapa hari mendatang sampai pemeliharaan berakhir.

Pasar juga cenderung melacak jalur badai tropis Gordon yang bergerak melalui Teluk AS tahun ini, meskipun saat ini diperkirakan tidak ada gangguan, katanya.

Pergerakan harga batu bara kontrak November 2018 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

3 September

111,40

(+1,13%)

31 Agustus

110,15

(+0,18%)

30 Agustus

109,95

(-1,65%)

29 Agustus

111,80

(+3,04%)

28 Agustus

108,50

(+0,32%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper