Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran Catat Ekspor Terendah Sejak 2016, Brent Sentuh Rekor 2 Bulan

Minyak Brent berjangka untuk kontrak November ditutup menguat 0,51 poin ke level US$78,15 per barel di bursa ICE Futures Europe di London, tertinggi sejak 10 Juli.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah naik ke level tertinggi dalam hampir dua bulan terakhir pada perdagangan Senin (3/9/2018) karena ekspor minyak mentah Iran jatuh, dengan pembeli Asia mengambil lebih sedikit kargo di negara Timur Tengah tersebut sebelum sanksi AS berlaku penuh.

Minyak Brent berjangka untuk kontrak November ditutup menguat 0,51 poin ke level US$78,15 per barel di bursa ICE Futures Europe di London, tertinggi sejak 10 Juli.

Sementara itu, minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober menguat 0,30 ke level US$70,10 di New York Mercantile Exchange. Perdagangan dihentikan tepat sebelum pukul 13.00 karena hari libur Hari Buruh di AS. Total volume yang diperdagangkan mencapai 77% di bawah rata-rata 100 hari.

Dilansir Bloomberg, Iran mengekspor hanya di bawah 2,1 juta barel per hari minyak mentah dan kondensat pada bulan Agustus, level terendah sejak Maret 2016. Sementara itu, para pelaku pasar mengamati output Arab Saudi dan Rusia untuk tanda-tanda kedua negara tersebut mengisi potensi kesenjangan dalam pasokan.

Rusia terus memompa minyak mendekati level tertinggi pasca-Soviet bulan lalu, sementara output OPEC naik ke level tertinggi tahun ini.

"Mendasari sentimen bullish yang berlaku adalah pandangan pasokan yang semakin mendukung," kata analis PVM Oil Associates Stephen Brennock, seperti dikutip Bloomberg. "Ini banyak dikarenakan penurunan dalam ekspor minyak Iran."

Minyak rebound bulan lalu karena penurunan ekspor Iran menambah kekhawatiran atas produksi yang jatuh di Venezuela, membantu mengimbangi kekhawatiran bahwa perang perdagangan antara AS dan China akan mengurangi permintaan.

Giovanni Staunovo, analis di UBS Group AG di Zurich, mengatakan penghentian aktivitas di ladang minyak North Sea Buzzard, yang ditutup sejak 31 Agustus, juga kemungkinan akan menjaga pasar minyak fisik tetap ketat selama beberapa hari mendatang sampai pemeliharaan berakhir.

Pasar juga cenderung melacak jalur badai tropis Gordon yang bergerak melalui Teluk AS tahun ini, meskipun saat ini diperkirakan tidak ada gangguan, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper