Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Melemah, BI Gencarkan Intervensi Rupiah

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (4/9/2018) di Rp14.840 per dolar AS, melemah 73 poin atau 0,49% dari posisi Rp14.767 pada Senin (3/9/2018).
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (4/9/2018) di Rp14.840 per dolar AS, melemah 73 poin atau 0,49% dari posisi Rp14.767 pada Senin (3/9/2018).

Kurs jual ditetapkan Rp14.914 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.766 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp148.

Di pasar spot, berdasarkan data Bloomberg, rupiah terpantau mempertahankan reboundnya di level Rp14.780 per dolar AS pada pukul 11.06 WIB, setelah dibuka terdepresiasi tipis 8 poin atau 0,05% di posisi 14.823.  

Adapun pada perdagangan Senin (3/9), rupiah ditutup melemah 105 poin atau 0,71% di level Rp14.815 per dolar AS.

Sementara itu, mata uang lainnya di Asia mayoritas terdepresiasi terhadap dolar AS, dipimpin won Korea Selatan yang melemah 0,39% dan ringgit Malaysia yang turun 0,18%.

Di sisi lain, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau naik 0,10% atau 0,093 poin ke level 95,233 pada pukul 10.56 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan tipis 0,006 poin atau 0,01% di level 95,146, setelah pada perdagangan Senin (3/9) berakhir flat di posisi 95,140.

Dilansir dari Bloomberg, sebagian besar mata uang tetap di bawah tekanan kekhawatiran atas risiko meluasnya pergolakan dalam emerging markets berikut meningkatnya tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

“Risiko perluasan terhadap emerging markets dari [pergolakan] Argentina dan Turki tumbuh, terutama karena The Fed mengencangkan kondisi likuiditas, sehingga mengarah aksi jual pada beberapa aset dari negara-negara dengan fundamental yang lebih lemah,” kata Tsutomu Soma, general manager untuk fixed-income trading di SBI Securities.

“Mungkin akan terus terjadi tekanan ke bawah pada emerging markets secara keseluruhan,” tambahnya.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mengintensifkan upaya untuk menjaga nilai tukar rupiah dan obligasi dengan melancarkan sejumlah langkah yang mencakup lebih banyak instrumen hedging.

BI berencana untuk segera memperkenalkan overnight index swap (OIS) dan interest rate swap (IRS) untuk memperluas instrumen hedging bagi investor, eksportir, dan bank.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

4 September

14.840

3 September

14.767

31 Agustus

14.711

30 Agustus

14.655

29 Agustus

14.643

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper