Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Juni-Agustus 2018, Investor Terus Cairkan Reksa Dana

Dalam 3 bulan berturut-turut, investor reksa dana melakukan aksi jual. Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada bulan lalu tercatat net redemption reksa dana mencapai Rp742,92 miliar.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam 3 bulan berturut-turut, investor reksa dana melakukan aksi jual. Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada bulan lalu tercatat net redemption reksa dana mencapai Rp742,92 miliar.

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai net redemption memang mencatatkan penurunan, yakni sebesar 76,43%. Namun data ini menunjukkan bahwa investor masih merasa belum tenang sehingga melakukan pencairan dana.

Namun demikian, sepanjang periode Januari-Agustus industri reksa dana masih mencatatkan net subscription yakni senilai Rp61,03 triliun.

Sejalan dengan itu, dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) industri secara total per akhir bulan lalu mencapai Rp493,65 triliun. Angka tersebut naik sangat tipis yakni 0,04% dibandingkan pada bulan sebelumnya.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan, pemicu dari banyaknya investor yang melakukan redemption di antaranya kebutuhan dana tunai sehingga melakukan pencairan, dan pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Ini berlaku umum alasan seperti itu. Faktor lain adalah karena kinerja produk yang dianggap tidak menguntungkan, dan alasan subjektif lainnya misalnya soal pelayanan dan lain-lain," kata dia saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (4/9/2018).

Di Panin Asset Management sendiri, kata Rudi, pada bulan lalu memang terjadi redemption. Namun menurutnya secara total sepanjang tahun berjalan masih mencatatkan net subscription, artinya tidak berbeda dengan kondisi industri secara umum.

Hal serupa juga dialami oleh PT BNI Asset Management, di mana pada bulan lalu banyak investor yang melakukan switching produk, yakni dari reksa dana pendapatan tetap ke reksa dana pasar uang.

Menurutnya, kondisi ini akan bertahan sementara waktu sembari menunggu pemulihan pasar modal, terutama saham. Apalagi, tren yang terjadi saat ini pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) menggeliat pada akhir tahun.

"Kondisi ini lebih ke sementara saja, sambil menunggu opportunity lebih lanjut," kata Head of Investment Division PT BNI Asset Management Susanto Chandra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper