Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman Tensi AS-China & Pergolakan Emerging Markets Tekan Bursa Asia

Ancaman memanasnya perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China berikut pergolakan yang mencengkeram emerging markets menekan bursa Asia pada perdagangan siang ini, Selasa (4/9/2018).
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Ancaman memanasnya perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China berikut pergolakan yang mencengkeram emerging markets menekan bursa Asia pada perdagangan siang ini, Selasa (4/9/2018).

Dilansir dari Reuters, indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang turun 0,3%. Indeks saham blue chip China juga turun 0,3%, indeks Nikkei Jepang melandai kurang dari 0,1%, sedangkan bursa saham Australia melemah 0,4%.

Pada Sabtu (1/9), Trump menyampaikan pernyataan yang mengabaikan pentingnya keberadaan Kanada dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).

Trump juga memperingatkan Kongres AS untuk tidak ikut campur dalam diskusi perombakan NAFTA atau dia akan mengakhiri perjanjian perdagangan trilateral.

Selain itu, Trump dikabarkan siap untuk mengenakan tarif impor terhadap barang-barang tambahan senilai US$200 miliar asal China, segera setelah periode komentar publik untuk rencana itu berakhir pada Kamis pekan ini.

“Pasar memberi sedikit perhatian terhadap (ancaman tarif Trump) dan bertanya-tanya apa yang mungkin terjadi pada otomotif Eropa, juga apa yang akan terjadi sehubungan dengan posisi Kanada di NAFTA. Ada banyak ketidakpastian di sana,” ujar Greg McKenna, chief market strategist di Axi Trader.

Sementara itu, sejumlah survei manufaktur yang dirilis pada Senin (3/9) menunjukkan tekanan yang meningkat pada pabrik-pabrik di kawasan Eropa dan Asia seiring dengan meredupnya prospek untuk perdagangan global.

Juga pada Senin, Presiden Argentina Mauricio Macri mengumumkan pajak baru pada ekspor dan pemangkasan yang tajam untuk belanja pemerintah, dalam apa yang ia sebut langkah-langkah "darurat" untuk menyeimbangkan anggaran tahun depan.

Nilai tukar peso Argentina ditutup 3,14% lebih rendah pada Senin (3/9) dan diperkirakan akan menghadapi tekanan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.

Di sisi lain, bank sentral Turki pada Senin mengisyaratkan akan mengambil langkah-langkah untuk memerangi "risiko signifikan" terhadap stabilitas harga. Ini dilihat sebagai petunjuk untuk kenaikan suku bunga.

Lira, yang telah kehilangan 40% nilainya terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, melemah 0,3% ke posisi 6,6400.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper