Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Obligasi Sepekan: Pasar Berpeluang Kembali Menguat

Pasar obligasi sepanjang sepekan ke depan berpotensi menguat setelah pelemahan yang terjadi pada pekan lalu cukup dalam, meskipun masih dalam tren tertekan di tengah sentimen negatif eksternal yang belum berakhir dan minimnya sentimen positif dalam negeri.
Obligasi
Obligasi

Bisnis.com, JAKARTA—Pasar obligasi sepanjang sepekan ke depan berpotensi menguat setelah pelemahan yang terjadi pada pekan lalu cukup dalam, meskipun masih dalam tren tertekan di tengah sentimen negatif eksternal yang belum berakhir dan minimnya sentimen positif dalam negeri.

Dhian Karyantono, analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas, mengatakan bahwa yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu kembali menembus level psikologis di 8%, persisnya 8,16%. Adapun, sepekan sebelumnya yield SUN 10 tahun di posisi 7,89%.

Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Indeks Obligasi Komposit Indonesia atau ICBI mengalami koreksi sebesar  0,63% ke posisi 233,9382 dalam sehari pada Jumat (31/8.2018). Sepanjang Agustus, ICBI bergerak sangat fluktuatif, tetapi levelnya ada akhir pekan lalu merupakan yang terendah dan sekaligus koreksi harian terbesar.

Dhian mengatakan, dibandingkan dengan level harga Jumat minggu lalu, ada potensi penguatan harga SUN di pekan depan.

Secara umum, yield 10 tahun SUN pada perdagangan minggu depan di pasar sekunder diperkirakan bergerak di kisaran 7,92% - 8,16%,” katanya, Minggu (2/9/2018).

Dhian mengatakan, proyeksi tersebut  berdasarkan asumsi bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada minggu depan bergerak pada rentang Rp14.680 - Rp14.770,mengacu Bloomberg spot. Adapun, penutupan Jumat lalu berdasarkan Bloomberg spot adalah di level Rp14.730.

Selain itu, estimasi tersebut juga didasarkan proyeksi yield US Treasury 10 tahun akan bergerak di kisaran 2,81% - 2,89%. 

Dhian mengatakan, di tengah masih tingginya ketidakpastian terutama terkait dengan perang dagang, investor perlu mewaspadai sentimen negatif terkait kemungkinan retaliasi tarif impor antara Tiongkok dengan AS dan tidak tercapainya kesepakatan renegosiasi perdagangan bebas antara AS dengan Kanada.

Sementara itu, terkait krisis Turki dan Argentina, dampak negatif terhadap harga SUN diperkirakan tidak sebesar minggu-minggu sebelumnya.

Hal ini didukung oleh rencana penambahan kepemilikan surat berharga negara (SBN) oleh Bank Indonesia sebesar Rp100  triliun dalam rangka intervensi pasar melalui pembelian di pasar sekunder.

Dhian menilai, harga SUN pekan ini berpotensi menguat pada Senin hingga Rabu, tetapi melemah terbatas pada Kamis dan Jumat.

Penguatan di awal pekan didukung oleh sentimen positif global akhir pekan lalu, yang mana Trump bersedia melanjutkan diskusi terkait renegosiasi perdagangan bebas dengan Kanada serta meredanya sentimen negatif dari Turki dan Argentina.

Nilai tukar mata uang Turki dan Argentina terhadap dollar sudah kembali membaik seiring kebijakan positif pemimpin masing-masing negara, yakni Argentina dengan penaikan suku bunga acuan 60% dan Turki dengan kebijakan pemotongan pajak deposito Lira, tetapi menaikkan pajak deposito mata uang asing.

Selain itu, hari Senin juga ada rilis inflasi Agustus 2018 di mana BI memperkirakan terjadi deflasi di level 0,02% (MoM) dan secara tahunan mengalami inflasi di level 3,24% (YoY). Nilai ini masih dalam kisaran target BI, yang sekaligus berpotensi memberikan dampak positif bagi harga SUN di pasar sekunder. 

Penguatan pada Selasa dan Rabu ditopang oleh liburnya bursa AS memperingati hari buruh, adanya lelang sukuk pemerintah, dan sentimen positif dari deflasi Agustus.

Hanya saja, penguatan mungkin dibatasi antisipasi investor jelang rilis data neraca dagang AS pada Juli 2018 dan pidato salah satu angota FOMC yang berpotensi memberikan sentimen hawkish. Hal ini berpotensi melemahkan pasar sepanjang Kamis hingga Jumat.

Pelemahan juga bisa disebabkan oleh antisipasi sentimen dari rilis data tenaga kerja AS dan antisipasi investor terhadap rilis data cadangan devisa Indonesia Agustus 2018 yang diproyeksi menurun. 

Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa secara umum potensi tekanan terhadap pasar obligasi Indonesia belum akan mereda selama porsi kepemilikan asing masih tinggi dan asing masih cenderung menjadi penggerak pasar.

Ramdhan mengatakan, pelemahan yang terjadi pekan lalu menyebabkan investor lokal kemungkinan cenderung akan mengambil sikap wait and see lagi. Padahal, investor sudah mulai kembali percaya diri, terlihat dari minat lelang SUN pekan lalu yang kembali tinggi, bahkan tertinggi sejak akhir Januari.

“Saya melihat pekan depan tekanan masih terbuka, investor harus lebih hati-hati,” katanya pekan lalu.

Ramdhan menilai, dengan kondisi pasar seperti saat ini, instrumen tenor pendek di bawah 5 tahun memang menjadi pilihan yang paling aman.

Namun, kenaikan yield atau penurunan harga yang sudah terjadi saat ini tidak lagi mencerminkan fundamental Indonesia, sehingga ada potensi pembalikan arah pada tenor-tenor yang lebih panjang. Untuk tenor yang lebih panjang, investor sebaiknya hanya membeli seri-seri acuan sebab likuiditasnya lebih baik.

“Ada kesempatan juga bagi risk taker untuk main di tenor menengah dan panjang, tetapi harus pekan juga terhadap kondisi pasar. Bila ada kesempatan profit taking, sebaiknya diambil dulu karena pasar sekarang sedang sangat dinamis,” katanya.

Ramdhan mengatakan, bila pasar kembali tertekan pada Senin ini, penawaran investor dalam lelang sukuk negara pada Selasa kemungkinan akan turun dibandingkan lelang sukuk dua pekan sebelumnya yang mencapai Rp14,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper