Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tempuh IPO, Garudafood Berpeluang Kantongi Rp1 Triliun

Calon emiten produsen makanan dan minuman PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. berencana menempuh penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas saham sebanyak 35 juta lembar.
Ilustrasi/garudafood.com
Ilustrasi/garudafood.com

Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten produsen makanan dan minuman PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. berencana menempuh penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas saham sebanyak 35 juta lembar.

Selain melepaskan saham, perseroan akan melakukan penerbitan saham baru dalam rangka pelaksanaan konversi Mandatory Convertible Bond (MCB) sebanyak 727.841.290 saham. Harga penawaran saham perseroan akan berada pada rentang Rp1.100—Rp1.400, yang mencerminkan rasio PE sebesar 29 kali.

Dengan penerbitan saham untuk MCB, perseroan akan mengeluarkan saham baru sebesar 10,34% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Jika diakumulasikan dengan penerbitan saham untuk MCB,  produsen Kacang Garuda tersebut berpeluang mengantongi dana dari IPO sebesar Rp839,13 miliar— Rp1,07 triliun.

Pada IPO tersebut, Indo Premier Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Perseroan menargetkan pencatatan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia dapat dilaksanakan pada pertengahan Oktober 2018. Setelah IPO, kapitalisasi perseroan akan sebesar Rp8 triliun—Rp10 triliun.

Direktur Garudafood Putra Putri Jaya, Paulus Tedjosutikno menyampaikan seluruh dana IPO akan digunakan perseroan untuk modal kerja. Menurutnya, perseroan telah mendapatkan pernyataan pra efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 27 Agustus 2018.

“Seluruh dananya akan kami gunakan untuk modal kerja. Kami mengembangkan usaha dengan berbagai strategi seperti penambahan mesin, penambahan produk baru, atau penambahan pasar baru. Banyak inisiatif yang akan kami kembangkan,” jelas Paulus pada Bisnis.com, Kamis (30/8/2018).

Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan perseroan, Garudafood akan menerbitkan saham baru untuk MCB kepada Pelican Company Ltd. dengan nilai berkisar Rp800,63 miliar—Rp1,02 triliun jika dihitung menggunakan rentang harga penawaran.

Dengan dilaksanakannya konversi MCB tersebut, Pelican akan menjadi pemegang saham perseroan dengan komposisi sebesar 9,86%, sedangkan publik hanya akan menguasau 0,43%. Perseron juga melaksanakan program penjatahan saham untuk karyawan sehingga pekerja Garudafood akan menguasai 0,04% saham perseroan.

Director, Head of Investment Banking PT Indo Premier Sekuritas Rayendra L. Tobing menyampaikan prospek saham Garudafood sangat potensial karena industri makanan dan minuman nasional tumbuh pesat, seiring pertumbuhan penduduk dan daya beli masyarakat.

Berdasarkan data Nielsen, pada kuartal I/2018 volume permintaan pasar makanan ringan domestik tumbuh 8% sedangkan pasar biskuit tumbuh 8%. “Kondisi tersebut akan menguntungkan Garudafood sebagai pemain industri ini,” jelas Rayendra.

Sementara itu, Direktur Utama Garudafood Hardianto Atmadja mengatakan perseroan akan melancarkan langkah-langkah ekspansi yang lebih terukur  seperti perluasan jaringan distribusi yang menyasar wilayah-wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi.

“Strategi ekspansi ke wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Kami akan optimalkan peluang pasar ini, apalagi pertumbuhan ekonomi tumbuh merata di berbagai wilayah Indonesia,” kata Hardianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper