Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Minyak Mentah Naik, Harga WTI Turun

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun pada perdagangan pagi ini, Rabu (29/8/2018), menyusul laporan industri yang menunjukkan peningkatan tak terduga dalam jumlah stok.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun pada perdagangan pagi ini, Rabu (29/8/2018), menyusul laporan industri yang menunjukkan peningkatan tak terduga dalam jumlah stok.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober diperdagangkan di level US$68,47 per barel pada pukul 4.42 sore waktu setempat, setelah berakhir di US$68,53 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Selasa (28/8). Total volume yang diperdagangkan sekitar 42% di bawah rata-rata 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Oktober ditutup turun 26 sen di level US$75,95 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$7,48 terhadap WTI, rentang terlebar sejak Juni.

Dilansir dari Bloomberg, American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan ekspansi pada persediaan minyak, bensin, dan minyak sulingan domestik pekan lalu, meskipun para analis mengantisipasi yang sebaliknya.

Gambaran suplai dapat tumbuh lebih bearish saat para penyuling memulai proses pemeliharaan musiman, sehingga menurunkan permintaan untuk minyak karena peralatan pembuatan bahan bakar dimatikan.

API juga dikabarkan melaporkan kenaikan stok di Cushing, Oklahoma, sebesar 130.000 barel pekan lalu. Jika kenaikan ini dikonfimasikan oleh Energy Information Administration (EIA) pada Rabu, maka akan menjadi kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.

“Hal itu jelas menunjukkan kemungkinan pasokan global yang lebih tinggi,” kata Kyle Cooper, seorang konsultan di ION Energy, seperti dikutip Bloomberg. “Pedagang akan menantikan untuk melihat apakah perhitungan EIA mengonfirmasikan tren dalam laporan mingguannya pada hari ini.”

Harga minyak mentah di New York sedikit berubah dari level yang dicapainya pada akhir Juli di tengah perang perdagangan antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar dunia, AS dan China.

Pedagang juga menilai gangguan yang akan datang untuk ekspor minyak mentah Iran akibat sanksi. Dalam sebuah wawancara di Dubai, Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Al Mazrouei mengatakan ada kapasitas cadangan yang cukup dalam OPEC untuk meningkatkan output jika diperlukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper