Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Budi Starch & Sweetener (BUDI) Kejar Operasional Pabrik Tapioka

PT Budi Starch & Sweetener Tbk. (BUDI) menargetkan pengoperasian pabrik tapioka berkapasitas 60.000 ton per tahun di Lampung pada Januari 2019.
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Budi Starch & Sweetener Tbk. (BUDI) menargetkan pengoperasian pabrik tapioka berkapasitas 60.000 ton per tahun di Lampung pada Januari 2019.

Wakil Presiden Direktur Budi Starch & Sweetener Sudarmo Tasmin menyampaikan, pembangunan pabrik tapioka di Lampung berkapasitas 60.000 ton per tahun itu sudah mencapai 95%. Diharapkan fasilitas baru tersebut dapat beroperasi pada Januari 2019.

"Saat ini sudah 95% pembangunannya, sedang pasang mesin-mesin," tuturnya di Gedung BEI, Selasa (28/8/2018).

Investasi pembangunan pabrik baru mencapai Rp80 miliar. Alokasi pendanaan itu di luar belanja modal rutin BUDI sekitar Rp70 miliar-Rp80 miliar setiap tahun.

Sebelumnya, perusahaan mengandalkan produksi tepung tapioka dari 15 pabrik dengan kapasitas total 825.000 per tahun. BUDI juga memiliki 4 pabrik bahan pemanis (sweetener) berkapasitas 291.600 ton per tahun, dan 1 pabrik karung plastik berkapasitas 5.000 ton per tahun.

Fasilitas produksi perseroan tersebar di Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Sebagian besar produknya dijual di pasar domestik melalui induk usaha PT Sungai Budi.

Sejumlah produk tepung tapioka yang menjadi market leader mengusung merek Gunung Agung Merah, Gunung Agung Hijau, dan Rose Brand. Seagian besar bahan baku produk berasal dari singkong yang dibeli dari petani.

Pada semester I/2018, perusahaan membukukan pendapatan Rp1,19 triliun, naik 3,83% year-on-year (yoy) dari sebelumnya Rp1,15 triliun. Adapun, laba bersih merosot 40,95% yoy menuju Rp15,46 miliar dibandingkan per Juni 2018 senilai Rp26,18 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper