Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PP Presisi (PPRE) Incar Kontrak Pengangkutan Batu Bara Rp1,5 Triliun

PT PP Presisi Tbk. mengincar tambahan kontrak pengangkutan hingga Rp1,5 triliun sampai dengan akhir 2018.
Direktur PT PP Presisi Tbk Hasanin Ade Putra (dari kiri) berbincang dengan Direktur Utama Iswanto Amperawan, Direktur Benny Pidakso dan Direktur Independen Arief Subyandono, seusai RUPS Tahunan di Jakarta, Kamis (5/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Direktur PT PP Presisi Tbk Hasanin Ade Putra (dari kiri) berbincang dengan Direktur Utama Iswanto Amperawan, Direktur Benny Pidakso dan Direktur Independen Arief Subyandono, seusai RUPS Tahunan di Jakarta, Kamis (5/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — PT PP Presisi Tbk. mengincar tambahan kontrak pengangkutan hingga Rp1,5 triliun sampai dengan akhir 2018.

Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso mengatakan perseroan masih membidik kontrak baru melalui anak usaha PT Lancarjaya Mandiri Abidi (LMA). Pihaknya mengklaim memiliki sejumlah potensi kontrak di sektor jasa pertambangan.

“Kontrak pengangkutan potensinya sekitar Rp1 triliun hingga Rp1,5 triliun di luar yang sudah kami dapatkan sampai dengan Juli 2018,” ujarnya di Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Benny mengungkapkan akan memperbesar pasar bisnis jasa pertambangan LMA. Salah satu strategi yang ditempuh yakni dengan mengucurkan investasi alat berat  pertambangan Rp300 miliar—Rp400 miliar sampai dengan akhir 2018.

“Target sampai akhir tahun ada 900 unit alat berat yang akan digunakan untuk pertambangan,” jelasnya.

Sebelumnya, dia juga juga menjelaskan bahwa emiten berkode saham PPRE itu melakukan peningkatan jalan hauling yang dikerjakan oleh kontraktor lain. Pekerjaan tersebut ditargetkan rampung pada November 2018.

Sebagai catatan, PPRE mengantongi kontrak baru Rp3,5 triliun sampai dengan akhir Juli 2018. Dengan tambahan tersebut, total kontrak dihadapi yang dimiliki mencapai Rp12,5 triliun termasuk carry over Rp9 triliun dari periode 2017.

Pada 2018, perseroan membidik kontrak baru Rp7,5 triliun hingga Rp8 triliun. Diproyeksikan, total kontrak dihadapi yang dimiliki menembus Rp16,5 triliun akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper