Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah Menjelang Pidato Bos The Fed Jerome Powell

Dolar Amerika Serikat kembali melemah dan siap mencatatkan penurunan terbesar mingguan sejak Maret karena pasar telah mempersiapkan diri untuk pidato dari pimpinan Federal Reserve AS Jerome Powell yang akan memberikan kisi-kisi arah kebijakan moneter AS.
Jerome Powell/
Jerome Powell/

Bisnis.com, JAKARTA — Dolar Amerika Serikat kembali melemah dan siap mencatatkan penurunan terbesar mingguan sejak Maret karena pasar telah mempersiapkan diri untuk pidato dari pimpinan Federal Reserve AS Jerome Powell yang akan memberikan kisi-kisi arah kebijakan moneter AS.

Indeks dolar AS pada Jumat (24/8), yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sejumlah mata uang utama berada di posisi 95,51 poin, turun 0,2% dari penutupan sesi sebelumnya.

Mata uang Negeri Paman Sam terhantam pada pekan ini setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak suka dengan keputusan The Fed, yang kepalanya ditunjuk oleh dirinya sendiri, Jerome Powell memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga.

Sejumlah analis mengatakan meningkatnya ketidakpastian politik AS, ditambah dengan dua kasus kriminal dari dua mantan Penasihat Trump pekan ini, membuat dolar AS terus berada dalam tekanan, meskipun AS menyatakan akan semakin mengetatkan kebijakan moneternya, melebihi negara lain.

"Dalam sistem politik AS saat ini, masih didominasi oleh keraguan pengecekan dan keseimbangan sistem, sehingga sisa-sisa sentimen negatif kepada dolar AS masih ada," ungkap Ulrich, Leuchtmann, analis Commerzbank, dilansir dari Reuters, Jumat (24/8).

Powell dipastikan akan melakukan pidato pada Jumat malam waktu AS di Jackson Hole, Wyoming, dalam pertemuan dengan sejumlah bank sentral dari negara lain. Diperkirakan dirinya akan tetap pada pendiriannya untuk meningkatkan suku bunga AS, yang akan diteliti setelah minutes dari pertemuan pembahasan kebijakan The Fed terkini apakah mengindikasikan adanya pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.

"The Fed dijadwalkan menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi hingga akhir tahun ini, atau sampai tahun depan, walaupun oposisi Trump ingin mengetatkan kebijakan," papar Esther George, Presiden Federal Kansas.

Kemudian, Presiden Federal Dallas Robert Kaplan menuturkan bahwa komentar Trump tidak akan mempengaruhi keputusan bank sentral AS. "Risiko sentimen global tetap bergejolak sebelum Powell memberikan pendapatnya, apalagi pembicaraan dagang antara AS dan China ternyata gagal menghasilkan kemajuan," ujar sejumlah analis OCBC dalam laporan resmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper