Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masalah Hukum Mantan Penasihan Trump Hantui Pasar, Wall Street Berakhir Mixed

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 88,69 poin atau 0,34% ke 25.733,6, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 kehilangan 1,14 poin atau 0,04% ke 2.861,82 dan Nasdaq Composite menguat 29,92 poin atau 0,38% ke 7.889,10.
Bursa Wallstreet/Reuters
Bursa Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat berakhir variatif pada hari Rabu, (22/8/2018), dengan Nasdaq menguat didukum saham teknologi, sementara S&P 500 berakhir melemah tipis.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 88,69 poin atau 0,34% ke 25.733,6, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 kehilangan 1,14 poin atau 0,04% ke 2.861,82 dan Nasdaq Composite menguat 29,92 poin atau 0,38% ke 7.889,10.

Dilansir Reuters, masalah hukum dari dua mantan penasihat Presiden AS Donald Trump berkontribusi terhadap kehati-hatian investor, sementara rilis risalah Komite Pasar Terbuka Federal dari pertemuan kebijakan terakhirnya hanya berdampak sekilas pada indeks utama Wall Street.

Bank-bank sentral AS membahas kenaikan suku bunga segera untuk melawan kekuatan ekonomi yang berlebihan, namun masih memantau bagaimana perselisihan perdagangan global dapat menghantam bisnis di AS.

Sektor energi naik 1,2% karena harga minyak melonjak, sementara emiten ritel menguat setelah Target Corp dan Lowe's Companies Inc mengumumkan laporan keuangan kuartalan. Dorongan terbesar ke S & P 500 berasal dari saham teknologi, yang naik 0,5%.

Mantan manajer kampanye Trump Paul Manafort dinyatakan bersalah atas tuduhan penipuan pajak dan bank pada Selasa malam, sementara mantan pengacara pribadi Trump, Michael Cohen, mengaku bersalah atas berbagai tuduhan dan mengatakan dia bertindak dengan arahan Trump.

Investor sedang mempertimbangkan apakah berita negatif tersebut akan merugikan prospek pemilihan Partai Republik dan memperluas penyelidikan kriminal yang telah membayangi kepresidenan Trump.

"Ada cukup banyak berita yang negatif bagi Trump kemarin yang menyebabkan ketidakpastian di pasar," kata Robert Phipps, direktur Per Stirling Capital Management, seperti dikutip Reuters.

"Kami berada di titik perlawanan teknis. Kita perlu katalis untuk menerobosnya, tetapi saat ini tidak ada satu pun,” ungkap Phipps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper