Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham: Mampukah JPFA Tembus Rp2.500?

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) mencatatkan kinerja positif pada paruh pertama tahun ini. Pergerakan saham perseroan juga diprediksi masih akan meningkat.
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) mencatatkan kinerja positif pada paruh pertama tahun ini. Pergerakan saham perseroan juga diprediksi masih akan meningkat.

Pada penutupan perdagangan Selasa (21/8), saham JPFA ditutup di level Rp2.240. Sepanjang tahun berjalan 2018, harga menguat 72,31%.

Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya mengatakan, pada semester I/2018, JPFA mencatatkan pendapatan senilai Rp16,7 triliun atau tumbuh 18,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp14,13 triliun.

Adapun laba bersih yang berhasil diraih perseroan mencapai Rp1,11 triliun atau tumbuh 120,2% secara yoy. Sejalan dengan pendapatan perseroan, COGS juga ikut mengalami peningkatan sebesar 10,6% secara yoy.

Segmen usaha yang menjadi penyumbang terbesar pada kenaikan pendapatan yaitu commercial farm sebesar 23,3%, animal feeds sebesar 10,2%, dan day old chick yang mencapai 32,6%.

"Tersedianya stok jagung dalam negeri dan upaya pemerintah yang terus meningkatkan pasokan jagung menjadi peluang yang bagus bagi JPFA untuk dapat lebih meningkatkan pendapatannya," kata dia dalam riset yang dikutip, Kamis (23/8/2018).

Dia merekomendasikan BUY untuk JPFA dengan target harga senilai Rp2.430 yang mencerminkan EV/EBITDA 2017/2018E yaitu 6,8 kali/5,83 kali.

Adapun risiko yang di hadapi perseroan di antaranya volatilitas harga jagung dan bungkil kacang kedelai, penyakit, cuaca, pelemahan nilai tukar rupiah, dan kebijakan pemerintah.

Rekomendasi serupa disampaikan analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin yang merevisi naik perkiraan pendapatan dan laba bersih perseroan.

"Kami mempertahankan rekomendasi Trading Buy dengan target harga lebih tinggi yakni Rp2.520," kata dia.

Dia memprediksi, risiko yang mungkin akan dihadapi perseroan adalah harga bahan baku yang lebih tinggi dari perkiraan, terutama untuk jagung lokal dan bungkil kedelai.

Selain itu, ada risiko pada permintaan yang relatif lebih rendah dari perkiraan, dan intervensi pemerintah yang tidak mendukung integrated poultry company.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper