Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Konsumer Menguat, IHSG Bertahan Positif Hingga Akhir Sesi I

IHSG menguat 0,71% atau 41,77 poin ke level 5.933,96 pada akhir sesi I, setelah dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,12% atau 7,11 poin di level 5.899,30
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (21/8/2018), ditopang oleh sektor konsumer.

IHSG menguat 0,71% atau 41,77 poin ke level 5.933,96 pada akhir sesi I, setelah dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,12% atau 7,11 poin di level 5.899,30

Sepanjang perdagangan di sesi I hari ini, IHSG bergerak pada level 5.899,30-5.939,56.

Adapun pada perdagangan kemarin, Senin (20/8), IHSG ditutup rebound dengan penguatan 1,87% atau 108,39 poin ke level 5.892,19.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 248 saham menguat, 104 saham melemah, dan 247 saham stagnan dari 599 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang menguat 3,84% dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang naik 2,42% menjadi penopang utama terhadap penguatan IHSG di akhir sesi I.

Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG berada di teritori positif dengan dorongan utama dari sektor konsumer yang menguat 2,06%, disusul sektor industri dasar dengan penguatan 1,84%.

Di sisi lain, hanya sektor tambang yang menahan penguatan IHSG lebih lanjut setelah melemah 0,76% di akhir sesi I hari ini.

Sementara itu, indeks saham di kawasan Asia Tenggara bergerak menguat siang ini, dengan indeks FTSE Malay KLCI naik 0,21%, indeks FTSE Straits Times menguat 0,06%, dan indeks SE Thailand naik 0,08%.

Di Asia, indeks Nikkei 225 menguat 0,22% dan indeks Topix melemah 0,24%, sedangkan indeks Hang Seng menguat 0,56%. Adapun indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing menguat 1,43% dan 1,89%.

Secara umum, bursa Asia menguat menyusul adanya harapan China dan Amerika Serikat mengurangi tekanan terhadap perdagangan kedua negara, meskipun komentar dari presiden AS tentang yuan dan kebijakan Federal Reserve membatasi penguatan.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Senin, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa China memanipulasi mata uangnya untuk menutupi keharusan membayar tarif yang dikenakan oleh Washington atas beberapa impor dari China.

Komentar tersebut membuat kekhawatiran perang perdagangan bertahan dan melemahkan beberapa optimisme pasar menjelang pembicaraan perdagangan AS-China mendatang.

Fokus investor saat ini tertuju pada pembicaraan perdagangan tingkat bawah antara Beijing dan Washington. Spekulasi bahwa pembicaraan dapat membantu meredakan ketegangan perdagangan telah menopang pasar saham selama beberapa hari perdagangan terakhir.

Bagaimanapun, optimisme pasar diuji setelah Trump mengatakan dia tidak "mengantisipasi banyak" dari diskusi tersebut.

"Mengingat sedikit kemajuan yang dibuat pada perundingan AS-China dalam enam bulan terakhir, ekspektasi investor masih rendah," tulis Tai Hui, analis pasar global di J.P. Morgan Asset Management, seperti dikutip Reuters.

"Negosiasi berkelanjutan adalah berita baik, dan itulah yang menjadi penggerak pasar pada tahap ini, tetapi kesepakatan berkelanjutan untuk mengakhiri ketegangan ini tampaknya masih tidak mungkin terjadi," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper