Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi Berpeluang Membaik Pekan Depan

Setelah mengalami tekanan yang cukup kuat sepanjang pekan ini akibat krisis finansial yang terjadi di Turki, pasar obligasi pada pekan depan diproyeksikan akan menguat kembali seiring meredanya krisis di Turki.
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA—Setelah mengalami tekanan yang cukup kuat sepanjang pekan ini akibat krisis finansial yang terjadi di Turki, pasar obligasi pada pekan depan diproyeksikan akan menguat kembali seiring meredanya krisis di Turki.

I Made Adi Saputra, Kepala Riset Fixed Income MNC Sekuritas, mengatakan bahwa pasar obligasi domestik bisa berharap pekan depan tekanan akan mulai mereda, sebab efek krisis Turki sepanjang pekan ini sudah bisa mulai mereda.

Menurutnya, dampak dari krisis Turki sudah bisa diminimalisir dari upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Turki untuk meredam krisis, termasuk kerjasama dengan sejumlah negara. Qatar, misalnya, menjanjikan investasi US$15 miliar untuk membantu krisis keuangan Turki.

Made mengatakan adanya perhatian dari negara lain kepada Turki menyebabkan efek krisis keuangan Turki kepada negara-negara berkembang lainnya tidak akan terlalu besar dan berkepanjangan.

“Kalau seperti itu, kita lihat pekan depan market harusnya mulai stabil, trading day juga berkurang [karena libur Idul Adha], ada peluang untuk masuk di beberapa seri yang sudah terkoreksi, seperti FR0058 dan FR0074,” katanya, Kamis (16/8/2018).

Made mengatakan, kedua seri tersebut akan jatuh tempo pada 2032. Menurutnya, meskipun tenor pendek dengan yield yang tinggi cukup menarik untuk diincar, tetapi investor kini dapat mencoba peluang di tenor yang agak panjang sebab harga di pasar sudah sangat terdiskon.

Hanya saja, dirinya menilai penguatan pasar pekan depan tidak akan terlalu signifikan, sebab biasanya pasar akan menunggu hingga nilai tukar rupiah cukup stabil untuk periode yang agak panjang untuk dapat kembali meningkat.

Hal ini terutama disebabkan karena keputusan investasi investor asing yang cenderung lebih yakin untuk kembali masuk ke pasar negara berkembang ketika kursnya stabil.

“Makanya perlu didukung rupiah yang stabil. Tidak perlu kembali ke bawah Rp14.000 per dollar, yang penting dia stabil,” katanya.

Sementara itu, keputusan Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga kebijakan BI 7 Days Repo Rate 25 bps pekan ini menjadi 5,5% merupakan langkah yang wajar untuk menjaga current account deficit Indonesia tidak semakin melebar.

Meskipun dengan konsekuensi kinerja pertumbuhan ekonomi akan tertekan, tetapi keputusan ini relatif baik bagi pasar.
Made menilai, bila pekan menguat, titik support bagi seri acuan Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun adalah pada yield 7,78%.

Namun, jika kembali melemah, potensi pelemahan bisa mencapai 7,92% hingga 8,1%. “Cuma, kalau kita lihat hari ini sama polanya, tampaknya cenderung akan turun ke kisaran 7,78%,” katanya.

Hingga Jumat (17/8/2018), posisi yield SUN 10 tahun berada di level 7,99%. Yield SUN 10 tahun sudah sempat menembus level 8% sepanjang pekan ini, level terendah sepanjang tahun ini.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa yang lebih penting bagi pasar, khususnya untuk menjaga arus modal tetap stabil, adalah stabilitas nilai tukar rupiah, bukan terutama pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu, keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan dapat dipahami. Langkah ini memang harus diambil sebab imbal hasil SUN 10 tahun yang sudah menembus level 8% cukup menghawatirkan.

Hal tersebut akan menyulitkan pemerintah mendapatkan utang dengan biaya murah. Pelemahan mungkin saja akan terus berlanjut setelah melewati titik krusial tersebut bila Bank Indonesia tidak buru-buru mengintervensi melalui suku bunga.

Nico menilai, pekan depan masih ada peluang penguatan bagi pasar obligasi. Menurutnya, yield SUN 10 tahun pekan depan akan berada di rentang support dan resistance 7,65% - 8,00%.

Pemerintah mesti menjaga agar jangan sampai yield terlalu lama bertahan di level 8%. “Titik krusial obligasi 10 tahun adalah 8%, yang di mana apabila konsisten bertahan di atas 8%, maka akan menuju 8,35%,” katanya.

Sementara itu, SUN 5 tahun diperkirakan akan bergerak di rentang 7,64% - 8,05%, SUN 15 tahun 8,15% - 8,45%, dan SUN 20 tahun 8,30% - 8,45%. Titik krusial bagi SUN 20 tahun adalah di level 8,45%. Bila yield konsisten bertahan di level ini, bukan tidak mungkin akan tembus ke level 8,65%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper