Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Hindari Aset Berisiko, Bursa Saham Jepang Perpanjang Koreksi

Bursa saham Jepang memperpanjang pelemahannya pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (16/8/2018), di tengah aksi penghindaran risiko oleh para investor seiring dengan berlanjutnya kekhawatiran seputar potensi perlambatan di emerging market.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang memperpanjang pelemahannya pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (16/8/2018), di tengah aksi penghindaran risiko oleh para investor seiring dengan berlanjutnya kekhawatiran seputar potensi perlambatan di emerging market.

Indeks Topix berakhir turun 10,88 poin atau 0,64% di level 1.687,15, setelah dibuka dengan pelemahan 1% atau 16,94 poin di level 1.681,09.

Berdasarkan data Bloomberg, dari 2.091 saham pada indeks Topix, 366 saham di antaranya menguat, 1.661 saham melemah, dan 64 saham stagnan.

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 ditutup turun tipis 0,05% atau 12,18 poin di level 22.192,04, setelah dibuka dengan pelemahan 1,01% atau 223,40 poin di posisi 21.980,82.

Saham SoftBank Group Corp. dan Shiseido Co. Ltd. yang masing-masing turun 1,82% dan 5,35%, menjadi penekan utama atas pelemahan Topix dan Nikkei 225 hari ini.  

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau melemah 0,08% atau 0,09 poin ke posisi 110,83 per dolar AS pada pukul 14.50 WIB, setelah berakhir menguat 0,37% atau 0,41 poin di level 110,74 pada Rabu (15/8).

Meski memperpanjang pelemahannya untuk hari kedua, baik Topix dan Nikkei 225 mampu mengikis sebagian pelemahan yang dialami di awal perdagangan setelah China menyatakan akan mengirimkan delegasinya ke Amerika Serikat (AS) pada akhir Agustus.

Sebagian pelemahan bursa saham Jepang terdampak laporan laba bersih Tencent Holdings Ltd. yang meleset dari perkiraan para analis.

Raksasa teknologi asal China tersebut melaporkan penurunan laba pertamanya dalam hampir 13 tahun, sekaligus memberikan tekanan pada sektor teknologi di Amerika Serikat (AS).

Saham teknologi pun menjadi penekan terbesar pada S&P 500 dan Nasdaq, dengan indeks teknologi S&P 500 turun 1,1% pada perdagangan Rabu (15/8).

“Tak masalah jika penurunan laba Tencent adalah hal sementara yang disebabkan penundaan dalam persetujuan permainan baru, tetapi pasar semakin khawatir bahwa kemerosotan laba akan berlarut-larut,” kata Juichi Wako, pakar strategi di Nomura Securities Co.

“Ada kekhawatiran mendalam tentang potensi perlambatan ekonomi pada emerging market dengan latar belakang harga minyak yang lemah, sehingga menambah alasan untuk menghindari aset berisiko.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper