Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Kerek Suku Bunga Lagi, IHSG & Rupiah Ditutup Menguat

Kejutan yang dilemparkan Bank Indonesia (BI) dengan kembali menaikkan suku bunga acuannya sukses mendongkrak gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah pada pengujung perdagangan hari ini, Rabu (15/8/2018).
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Kejutan yang dilemparkan Bank Indonesia (BI) dengan kembali menaikkan suku bunga acuannya sukses mendongkrak gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah pada pengujung perdagangan hari ini, Rabu (15/8/2018).

IHSG rebound dan ditutup menguat 0,81% atau 46,72 poin di level 5.816,59. Padahal, pergerakan indeks sempat berbalik ke zona merah hingga menyentuh level 5.689 setelah dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,22% atau 12,51 poin di level 5.782,38. 

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif pada level 5.689,94 – 5.819,64.

Sektor pertanian (+5,85%) dan infrastruktur (+1,73%) memimpin penguatan delapan dari sembilan sektor pada IHSG. Adapun sektor properti, yang turun 0,28%, berakhir sendirian di zona merah. 

Dari 598 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 187 saham menguat, 183 saham melemah, dan 228 saham stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing naik 2,56% dan 1,99% menjadi penopang utama terhadap penguatan IHSG hari ini.

Rebound IHSG sekaligus mematahkan koreksi yang dialami dua hari berturut-turut sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (14/8), IHSG berakhir melorot 1,56% atau 91,37 poin di posisi 5.769,87.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis 27 rebound dan berakhir menguat 1,31% atau 6,54 poin di level 507,35, setelah ditutup melorot 1,97% atau 10,04 poin di posisi 500,81 pada Selasa (14/8).

Sementara itu, nilai tukar rupiah berhasil memperpanjang penguatannya pada perdagangan hari kedua berturut-turut. Rupiah menguat 7 poin atau 0,05% ke level Rp14.577 per dolar AS meskipun sempat tergelincir setelah dibuka terdepresiasi 24 poin di posisi 14.608 pagi tadi.

Sepanjang perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran level 14.577-14.644 per dolar AS.

Baik pergerakan IHSG dan rupiah sebelumnya tertekan data defisit neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik mencatat defisit neraca perdagangan Januari-Juli 2018 mencapai US$3,09 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menuturkan defisit ini disebabkan oleh defisit neraca migas yang meningkat cukup signifikan pada periode Januari-Juli 2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi level 5,50% yang dirilis siang tadi berhasil mengangkat gerak positif IHSG dan rupiah.

Dengan demikian, BI telah menaikkan suku bunga untuk yang keempat kalinya sejak Mei.

Keputusan BI terbilang mengejutkan mengingat sebagian besar ekonom sebelumnya memperkirakan bahwa suku bunga masih akan dipertahankan di 5,25% pada rapat kebijakan 14-15 Agustus.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan keputusan tersebut konsisten dengan upaya untuk mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik dan mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman.

Ke depan, Perry menegaskan bank sentral akan mencermati ekonomi domestik dan global untuk memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sistem keuangan. 

Menurut Perry, RDG kali ini diwarnai oleh perkembangan dari pasar global a.l kondisi ekonomi di Turki. Kondisi ketidakstabilan ekonomi Turki disebabkan oleh kerentanan ekonomi domestiknya, persepsi negatif atas otoritas pemerintah, dan menegangnya hubungan AS dan Turki. 

Namun, BI meyakini ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat untuk menghadapi rambatan dampak ketidakstabilan di Turki. Ketahanan ekonomi Indonesia ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi yang terkendali serta aspek sektor keuangan lainnya. 

“Bank Indonesia telah menegaskan kembali sikap preemptive-nya dengan penaikan suku bunga lebih lanjut. Warjiyo melakukan semua yang diperlukan untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor dan pembalikan outflow akan segera muncul begitu volatilitas global mereda,” ujar Charu Chanana, seorang ekonom di Continuum Economics, dikutip Bloomberg.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

BBRI

+2,56

HMSP

+1,99

TLKM

+2,39

ASII

+2,20

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

(%)

GGRM

-2,31

TKIM

-5,25

MYOR

-2,79

ACES

-6,93

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper