Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Sektor Terkoreksi, IHSG Memerah di Akhir Sesi I

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menetap di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (14/8/2018).
Pengunjung beraktivitas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Jakarta, Jumat (26/1/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung beraktivitas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Jakarta, Jumat (26/1/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menetap di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (14/8/2018).

IHSG melemah 0,43% atau 25,1 poin ke level 5.836,15 pada akhir sesi I. Padahal, pergerakan indeks sempat berbalik ke zona hijau setelah dibuka turun 0,18% atau 10,53 poin di level 5.850,72.  

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif pada level 5.808,45 – 5.890,99.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 133 saham menguat, 207 saham melemah, dan 258 saham stagnan dari 598 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di wilayah negatif dengan tekanan utama sektor konsumer (-0,81%) dan properti (-0,73%). Adapun sektor infrastruktur, yang naik 0,30%, memimpin penguatan di antara tiga sektor lainnya.

Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai ketegangan hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Turki serta melemahnya nilai tukar lira Turki yang menyeret terancamnya krisis keuangan Turki masih menjadi perhatian pasar saham hari ini.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa anjloknya nilai tukar Lira Turki dikhawatirkan akan berdampak pada emerging market yang berakibat perpindahan dari aset berisiko ke aset yang lebih aman.

Hal ini akan mendorong penjualan aset para pelaku pasar dan investor dari negara emerging market.

“Yang dikhawatirkan adalah dampak sistemik yang terjadi seperti Yunani sebelumnya, meskipun tidak terjadi implikasi secara langsung. Hal inilah yang terjadi saat ini,” paparnya dalam riset.

Di satu sisi, lanjutnya, terdapat kesempatan yang baik untuk melakukan pembelian. Pada akhirnya, akan selalu ada alasan untuk melakukan profit taking dan bersiap untuk memilih saham saham yang telah terkoreksi.

Indeks saham lainnya terpantau bergerak variatif siang ini, dengan indeks FTSE Malay KLCI (+0,02%), indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,12%), indeks SE Thailand (-1,12%), dan indeks PSEi Filipina (-1,46%).

Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing naik 1,40% dan 1,93%. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,41%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing turun 0,46% dan 0,70%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper