Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Kedelai Lanjut Memerah

Kedelai Amerika Serikat melanjutkan penurunan harga ke level terendah dalam 3 pekan karena pasar masih mengkhawatirkan perang dagang antara AS dan China yang akan membuat pasokan dari Amerika Utara membengkak.
Pekerja melakukan proses pengolahan kedelai di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pengolahan kedelai di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Kedelai Amerika Serikat melanjutkan penurunan harga ke level terendah dalam 3 pekan karena pasar masih mengkhawatirkan perang dagang antara AS dan China yang akan membuat pasokan dari Amerika Utara membengkak.

Pada perdagangan Senin (13/8), harga kedelai di Chicago Board Of Trade (CBOT) mengalami penurunan hingga 7,50 poin atau 0,87% menjadi US$854,25 sen per bushel. Secara year-to-date (ytd), harga kedelai CBOT turun 11,11%.

Harga tersebut melanjutkan penurunan terparah pada sesi perdagangan Jumat (10/8) yang memerah hingga 42,25 poin atau 4,67% menjadi US$861,75 sen per bushel. Tercatat harga kedelai saat ini menjadi yang terendah sejak 19 Juli.

Komoditas pertanian CBOT lainnya kompak memerah pada sesi perdagangan Senin (13/8). Harga komoditas jagung mengalami penurunan 3 poin atau 0,81% menjadi US$368,75 sen per bushel dan naik 1,21% sepanjang 2018. Kemudian, gandum turun 5,50 poin atau 0,97% menjadi US$564 sen per bushel dan naik 26,81% ytd.

Dilansir dari Reuters, Senin (13/8), dalam laporan Departemen Pertanian AS (USDA) tentang pasokan dan permintaan, USDA memproyeksikan hasil panen kedelai AS akan mendekati rekor dan jagung AS akan mencapai rekor terbaru pada akhir musim 2018 – 2019. Diprediksikan jumlahnya akan mencapai 785 juta bushel.

USDA meningkatkan outlook ekspor kedelai AS, tetapi para trader masih khawatir tentang perang dagang AS dan China, sebagai pengimpor utama kedelai AS, yang semakin menguat.

Sementara itu, sejumlah analis di Strategie Grains menetapkan prediksi penurunan hasil panen biji-bijian yang cukup tajam untuk tahun ini dari Uni Eropa karena hasil panennya terhambat cuaca panas dan kekeringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper