Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Keuangan Turki Angkat Pamor Yen, Pasar Saham Jepang Tertekan

Pergolakan ekonomi di Turki kian mendongkrak pamor mata uang yen Jepang sebagai aset safe haven. Alhasil, bursa saham Jepang pun semakin tertekan pada perdagangan hari ini, Senin (13/8/2018).
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pergolakan ekonomi di Turki kian mendongkrak pamor mata uang yen Jepang sebagai aset safe haven. Alhasil, bursa saham Jepang pun semakin tertekan pada perdagangan hari ini, Senin (13/8/2018).

Baik indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari keempat berturut-turut.

Indeks Topix berakhir anjlok 36,66 poin atau 2,13% di level 1.683,50, setelah dibuka turun 0,78% atau 13,44 poin di level 1.706,72.

Berdasarkan data Bloomberg, dari 2.091 saham pada indeks Topix, 191 saham di antaranya menguat, 1.872 saham melemah, dan 28 saham stagnan.

Saham Toyota Motor Corp. dan Keyence Corp. yang masing-masing melemah 2,10% dan 4,98% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau lanjut menguat 0,51% atau 0,56 poin ke posisi 110,26 per dolar AS pada pukul 14.07 WIB, setelah berakhir menguat 0,24% atau 0,27 poin di posisi 110,82.

Dilansir Bloomberg, Topix termasuk di antara indeks saham acuan yang membukukan pelemahan tertajam di Asia hari ini saat aksi jual yang memukul mata uang lira Turki menyeret performa mata uang emerging market lainnya.

Sementara itu, pertikaian diplomatik Turki dengan Amerika Serikat semakin membebani nilai tukar lira terhadap dolar AS.

Kedua negara telah berselisih mengenai berbagai masalah, mulai dari isu kepentingan di Suriah, ambisi Ankara untuk membeli sistem pertahanan Rusia, dan baru-baru ini kasus Andrew Brunson, seorang pendeta evangelis yang ditahan di Turki karena dugaan keterlibatan dalam upaya kudeta dua tahun lalu.

“Kita tidak melihat bagaimana isu antara Turki dan AS dapat diselesaikan,” ujar Shoji Hirakawa, chief global strategist di Tokai Tokyo Research Institute, dikutip Bloomberg.

“Investor semakin khawatir bahwa hal ini dapat berubah menjadi krisis keuangan di Eropa. Adapun penguatan yen yang dipicu sentimen tersebut akan menyebabkan aksi jual pada saham Jepang.”

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 mengakhiri pergerakannya dengan pelemahan 1,98% atau 440,65 poin di level 21.857,43, setelah dibuka turun 0,81% atau 180,51 poin di posisi 22.117,57.

Saham Fast Retailing Co. Ltd. dan TDK Corp. yang turun 1,73% dan 5,25% masing-masing, menekan pergerakan indeks Nikkei 225 Jepang pada akhir perdagangan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper