Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Jadi Pilihan, Emas Anjlok ke Bawah US$1.200 Per Troy Ounce

Ketika para investor berbondong-bondong beralih ke aset safe haven serpeti yen, treasury dan dolar Anmerika Serikat, ada satu aset yang tidak diminati sama sekali, yaitu emas.
Harga emas/Reuters
Harga emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Ketika para investor berbondong-bondong beralih ke aset safe haven serpeti yen, treasury dan dolar Anmerika Serikat, ada satu aset yang tidak diminati sama sekali, yaitu emas.

Harga emas enjlok ke bawah US$1.200 per troy ounce pada perdagangan Senin (13/8). Emas spot tercatat mengalami penurunan tajam hingga 11,12 poin atau 0,92% menjadi US$1.199,45 per troy ounce dan turun 7,93% selama tahun berjalan.

Adapun, harga emas Comex juga turun ke US$1.207,30 per troy ounce, merosot 11,70 poin atau 0,96% dari penutupan sesi sebelumnya. secara year-to-date­ (ytd) emas Comex tercatat turun 8,05%.

Dolar yang terus menguat memberikan tekanan bagi harga emas meskipun dihadapkan dengan kenaikan aksi jual aset berisiko yang terpicu oleh pertumbuhan krisis keuangan di Turki.

Emas diperdagangkan dengan harga di level terendah selama 17 bulan karena penguatan dolar AS membuat aset tersebut semakin mahal bagi pemilik yang menggunakan mata uang selain dolar AS.

Pertumbuhan ekonomi AS dan kenaikan hasil utang telah menahan minat investor pada bullion meskipun tensi geopolitik memanas dan perang dagang antara AS dan China semakin menegang.

“Emas gagal untuk rebound padahal ada ketidakpastian global seperti di Turki. Penguatan mata uang dolar AS menjadi penggerak utama pasar terhadap logam mulia itu yang masih menghadapi tren bearish-nya,” ujar Carlo Alberto De Casa, Kepala Analis pialang Inggris ActivTrades Plc., dikutip dari Bloomberg, Senin (13/8/2018).

Harga logam mulia lainnya kompak memerah dalam ssesi perdagangan Senin (13/8). Tercatat, harga perak spot turun 0,15 poin atau 1% menjadi US$15,16 per troy ounce, selama tahun berjalan tercatat mengalami penurunan 10,49%. Adapun, perak Comex turun 0,14 poin atau 0,88% menjadi US$15,16 per troy ounce dan turun 11,58% ytd.

Selanjutnya, logam mulia platinum spot mengalami penurunan 15,85 poin atau 1,92% menjadi US$811,77 per troy ounce dan turun 12,55% sepanjang 2018. Adapun, platinum Comex turun 16,20 poin atau 1,95% menjadi US$813,40 per troy ounce dan tercatat turun 12,93%.

Selain itu, paladium spot mengalami penurunan hingga 15,69 poin atau 1,72% menjadi US$894,92 per troy ounce, dengan harga tersebut, paladium spot mengalami penurunan hingga 15,85% selama tahun berjalan. Kemudian, paladium Comex tercatat turun 14,90 poin atau 1,65% menjadi US$886,20 per troy ounce, turun 16,48% secara ytd.

Biasanya, investor menggunakan emas untuk melindungi nilai asetnya ketika harus menghadapi ketidakpastian politik, ekonomi, dan inflasi. Namun, tahun ini emas gagal memberikan keuntungan bagi para investor, membuat mereka langsung menuju treasury AS sebagai aset safe haven terbaik, yang memicu kenaikan pembelian dolar AS.

Penguatan dolar AS, terpicu oleh mata uang Turki lira yang anjlok karena kekhawatiran akan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menguatkan kontrolnya pada perekonomian Turki dan membuat hubungan dengan AS menjadi semakin renggang.

“Permintaan pada safe haven yang terpicu oleh krisis di Turki akan didominasi oleh dolar AS dibandingkan dengan emas, dan sudah menjadi tren dalam beberapa waktu belakangan,” kata Simona Gambarini, analis Capital Economics, dikutip dari Reuters, Senin (13//2018).

Sentimen bearish pada harga emas dapat terlihat dari data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS yang menunjukkan bahwa para spekulator emas telah menambah 22.195 kontrak ke posisi jangka pendeknya pada pekan 7 Agustus lalu, membawa keseluruhan kontrak menjadi berjumlah 63.282, tertinggi sejak menyentuh rekor yang terakhir dicapai pada 2006.

Holding terbesar dana bursa (exchange-traded funds/ETF) yang diperdagangkan dengan emas, SPDR Gold Trust, saat ini berjumlah 25,3 juta ons, turun 10% dari jumlah puncaknya pada April, dan terendah sejak Februari 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper