Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faktor Eksternal Masih Kuat, Ini Prediksi Rupiah Sepekan ke Depan

Ditektur PT Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan bahwa pelemahan rupiah masih disebabkan oleh faktor eksternal yang menyebabkan dolar AS semakin perkasa.
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Ditektur PT Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan bahwa pelemahan rupiah masih disebabkan oleh faktor eksternal yang menyebabkan dolar AS semakin perkasa.

Ibrahim menyebutkan ada sejumlah faktor dari data pengangguran AS yang berkurang di luar ekspektasi sehingga menguatkan dolar AS dan mengukuhkan pendirian The Fed AS untuk menaikkan suku bunga pada kuartal III/2018.

Selanjutnya, pertemuan Inggris dan Uni Eropa yang tidak membuahkan hasil juga membuat mata uang pound sterling melemah dan mendorong indeks dolar AS semakin menguat.

Terakhir, Ibrahim menuturkan bahwa yang menjadi faktor terkuat saat ini digenggam oleh perang dagang antara AS dengan Rusia dan Turki. 

"Sanksi ekonomi AS ke dua negara tersebut mendorong dolar AS semakin menguat. Tidak hanya lira atau rupiah saja, tetapi hampir semua mata uang yang melawan dolar AS melemah," ujar Ibrahim kepada Bisnis, Minggu (12/8/2018).

Dari dalam negeri sendiri, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia cukup bagus, tetapi karena sedang menghadapi tahun politik, membuat pasar menghadapi ketidakpastian. Pasar terus memperhatikan calon-calon mana yang cukup kuat untuk membangun Tanah Air.

"Pelemahan rupiah murni karena faktor eksternal. Perang dagang masih jadi penyebab utama, tapi kelihatannya belum akan berakhir, bahkan Indonesia sendiri dikenakan penalti US$5 miliar kan oleh AS," lanjut Ibrahim.

Apabila rupiah melemah hingga mencapai kisaran Rp14.600-an per dolar AS, Ibrahim menilai bahwa itu merupakan hal yang wajar. Namun, menurut Ibrahim nilai tersebut masih cukup jauh untuk tercapai.

"Sampai Rp14.600-an per dolar AS sangat mungkin, tapi BI pasti akan melakukan intervensi."

Ibrahim menjelaskan bahwa intervensi BI akan sia-sia apabila melihat penyebab pelemahan rupiah saat ini adalah faktor eksternal. BI harus sangat berhati-hati apabila ingin menaikkan suku bunga. Ibrahim menuturkan agar BI membuat paket kebijakan lain untuk menopang rupiah.

Ibrahim memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.500 per dolar AS — Rp14.450 per dolar AS selama sepekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper