Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Kian Perkasa di Antara Lira, Euro, dan Pound Sterling

Pergolakan politik yang memukul sejumlah mata uang utama berikut meningkatnya tensi perdagangan global membantu mendorong bertambahnya kekuatan dolar AS pada perdagangan siang ini, Jumat (10/8/2018).
Dolar AS./.Bloomberg
Dolar AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pergolakan politik dan meningkatnya tensi perdagangan global memukul sejumlah mata uang utama, sekaligus mendorong bertambahnya kekuatan dolar AS pada perdagangan siang ini, Jumat (10/8/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama di dunia menguat 0,35% atau 0,336 poin ke level 95,840 pada pukul 12.13 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,15% atau 0,141 poin di level 95,645, setelah pada perdagangan Kamis (9/8) rebound dan berakhir melonjak 0,43% atau 0,412 poin di posisi 95,504.

Sementara itu, nilai tukar mata uang euro terhadap dolar AS siang ini lanjut melemah 0,60% ke US$1,1458, setelah terjerembap dengan berakhir melemah 0,71% ke US$1,1527 kemarin. Pada saat yang sama, mata uang pound sterling juga makin tertekan dan melemah 0,16% ke posisi 1,2803.

Dilansir Reuters, pound sterling telah melemah di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Inggris akan meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan mengenai hubungannya di masa mendatang dengan Brussels.

Adapun euro memperpanjang pelemahannya setelah Bank Sentral Eropa menyatakan bahwa risiko terhadap pertumbuhan global meningkat akibat dampak proteksionisme dan ancaman tarif yang lebih tinggi oleh pemerintah AS.

“Dolar AS terlihat lebih baik daripada euro di tengah berlanjutnya repatriasi dana ke Amerika Serikat, sedangkan pound sterling terlihat terus melemah dengan isu 'no-deal Brexit' sebagai pendorong utama,” kata Mitsuo Imaizumi, chief FX strategist di Daiwa Securities.

Mata uang lira Turki juga menambah pelemahannya setelah pertemuan antara delegasi Turki dan pejabat pemerintahan AS di Washington pada Rabu (8/8) waktu setempat, berujung tanpa solusi.

Delegasi Turki dikabarkan telah menolak berkomitmen untuk melepaskan seorang pendeta asal AS yang ditahan. Hal tersebut dikhawatirkan dapat meningkatkan prospek pertikaian diplomatik, yang telah berdampak pada aset-aset milik Turki.

Kurs lira terpantau lanjut melorot 3,07% ke level 5,72 per dolar AS pada pukul 12.41 WIB, setelah berakhir merosot 5,15% di posisi 5,55 per dolar AS pada Kamis (9/8).

Nilai tukar lira kian tertekan setelah memanasnya hubungan Turki dengan Amerika Serikat (AS) menambah kekhawatiran investor atas ketidakmampuan pihak otoritas negara beribukota Ankara tersebut dalam mengatasi inflasi.

Sementara itu, menurut analis di Capital Economics, pelemahan mata uang emerging market lainnya telah tertahan terhadap dolar AS, karena secara umum telah melemah sebelumnya.

“Dalam banyak kasus, kami menduga bahwa ketahanan ini akan terbukti sementara,” jelas mereka, menyoroti ekspektasi kenaikan suku bunga AS dan kekhawatiran atas meningkatnya langkah proteksionisme AS.

Posisi indeks dolar AS                                                                        

10/8/2018

(Pk. 12.13 WIB)

95,840

(+0,35%)

9/8/2018

95,504

(+0,43%)

8/8/2018

95,092

(-0,10%)

7/8/2018

95,186

(-0,18%)

6/8/2018

95,358

(+0,21%)

 Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper