Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Obligasi: Pasar Masuk Masa Konsolidasi

Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan dalam waktu dua pekan ke depan,  pasar obligasi mulai memasuki masa konsolidasi apabila kenaikkan harga obligasi saat ini tidak mampu menembus batas resistennya.

Bisnis.com, JAKARTA--Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan dalam waktu dua pekan ke depan,  pasar obligasi mulai memasuki masa konsolidasi apabila kenaikkan harga obligasi saat ini tidak mampu menembus batas resistennya.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa penguatan Rupiah yang mulai stabil di Rp14.400 diharapkan dapat memberikan dorongan lebih kepada fundamental pasar modal agar dapat menopang kinerja positif dari pasar saham dan obligasi.

Selain itu, pasar obligasi saat ini didukung oleh mulai kembali masuknya dana asing ke pasar obligasi sebesar 37.8% dari sebelumnya berada di 37.5%.

Hal ini didorong oleh beberapa Asset Management Asing yang beberapa waktu sebelumnya mengatakan sudah saatnya untuk kembali.

Tentu hal ini merupakan sesuatu yang positif karena dapat menjaga pasar untuk saat ini.

"Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana ketika The Fed menaikkan kembali tingkat suku bunganya pada bulan depan? Apakah mereka masih akan kembali?" katanya dalam riset harian, Jumat (10/8/2018).

Nico mengatakan, bulan Agustus ini merupakan bulan yang cukup minim sentimen. Oleh karena itu, kenaikkan harga dapat dimanfaatkan untuk melakukan jual beli obligasi.

"Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume kecil hingga menengah" katanya.

Pasar obligasi kemarin mengalami kenaikkan cukup signifikan jelang pengumuman calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden.

Imbal hasil obligasi Indonesia 10 tahun ditutup menguat di 7.64% dibandingkan hari sebelumnya di 7.71%. Imbal hasil obligasi 20 tahun menguat di 8.01% dibandingkan hari sebelumnya di 8.08%.

Rupiah di tutup menguat di 14.410 dibandingkan hari sebelumnya di 14.435.
 
Di pasar global, imbal hasil obligasi Zona Amerika ditutup bervariasi, didominasi oleh kenaikkan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Brazil (11.39%). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Kanada (2.33%).

Imbal hasil wilayah Zona Eropa bervariasi, didominasi oleh penurunan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Yunani (4.06%). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Jerman (0.37%).

Imbal hasil Asia Pasifik di tutup bervariasi, didominasi oleh penurunan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di China (3.53%). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Indonesia (7.55%).

Minyak Texas di tutup naik di harga 66.81 dibandingkan hari sebelumnya 66.94. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper