Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pukulan Tarif AS Minim Respons, Dolar Lesu

Pergerakan indeks dolar AS melemah pada perdagangan siang ini, Rabu (8/8/2018), saat relinya yang didorong kekhawatiran seputar eskalasi tensi perdagangan mereda.
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar AS melemah pada perdagangan siang ini, Rabu (8/8/2018), saat relinya yang didorong kekhawatiran seputar eskalasi tensi perdagangan mereda.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama di dunia melemah 0,18% atau 0,173 poin ke level 95,013 pada pukul 11.18 WIB.

Indeks dolar dibuka turun 0,036 poin atau 0,04% di level 95,150 pagi tadi, setelah pada perdagangan Selasa (7/8) berakhir melemah 0,18% atau 0,172 poin di posisi 95,186.

Indeks dolar bergerak ke posisi lebih rendah bahkan setelah Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (AS) pada Selasa (7/8) mengungkapkan bahwa pemerintah AS akan mulai mengenakan tarif impor 25% atas barang-barang China senilai US$16 miliar dalam dua pekan mendatang.

Ini akan menjadi langkah terbaru bagi AS untuk mengenakan bea atas barang-barang impor China, terlepas dari keluhan yang disampaikan perusahaan-perusahaan AS bahwa langkah tersebut akan meningkatkan pengeluaran dan akhirnya meningkatkan harga di level konsumen.

AS sebelumnya menerapkan tarif impor 25% pada produk asal China senilai US$34 miliar pada tanggal 6 Juli, yang mendorong tindakan pembalasan. China telah berencana mengenakan tarif impor pada barang asal AS senilai US$16 miliar.

Sementara itu, Perwakilan Perdagangan AS sedang mengkaji pemberlakuan tarif sebesar 10% pada impor China senilai lebih dari US$200 miliar. AS bahkan mempertimbangkan menaikkan tarif tersebut menjadi 25%.

“Reaksi pasar terhadap pemberitaan seputar perang perdagangan AS-China memudar,” kata Masafumi Yamamoto, chief currency strategist di Mizuho Securities, dikutip Reuters.

“Jika ada tanda-tanda yang jelas atas perlambatan ekonomi AS akibat tarif yang dikenakan pada bulan Juli, maka saya pikir pasar akan mulai memperhitungkan suku bunga yang lebih lambat atau tidak ada kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.”

Sejak pertengahan April, indeks dolar telah naik lebih dari 6% setelah bank sentral AS tersebut menaikkan suku bunga acuannya sehingga mendukung pembelian dolar AS.

Sementara itu, mata uang yuan offshore China terpantau tergelincir dan melemah tipis 0,08% ke level 6,8260 per dolar AS pada pukul 11.28 WIB. Pada perdagangan Selasa (7/8), yuan berakhir melemah 0,66% di posisi 6,8206 sekaligus membebani gerak dolar AS.  

Posisi indeks dolar AS                                                                        

8/8/2018

(Pk. 11.18 WIB)

95,013

(-0,18%)

7/8/2018

95,186

(-0,18%)

6/8/2018

95,358

(+0,21%)

3/8/2018

95,161

(-0,01%)

2/8/2018

95,170

(+0,54%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper