Bisnis.com, JAKARTA— Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani menilai instrumen reminbi dominated bond (RMB) atau Panda Bond menawarkan kupon yang menarik bagi penerbit.
“Cukup interesting rate-nya kalau saya lihat banyak yang di 5%—5,5%. Kalau saya lihat average dari yang sudah keluarkan sekitar segitu,” ujarnya di Jakarta, Rabu (8/8/2018).
Rosan menjelaskan bahwa korporasi di dalam negeri mencoba semua alternatif sumber pembiayaan. Hal tersebut sejalan dengan masih tingginya kebutuhan pendanaan untuk proyek infrastruktur.
Panda Bond, sambungnya, merupakan instrumen terbesar ketiga di dunia. Nilai penerbitan surat utang tersebut telah mencapai US$7 triliun.
“Likuiditasnya juga sudah bagus kenapa nggak diambil sama perusahaan kita khususnya badan usaha milik negara [BUMN],” jelasnya.
Dia menyebut penggunaan instrumen Panda Bond masih kurang dikenal oleh korporasi dalam negeri. Kondisi itu akibat sosialisasi yang masih terbilang minim.
Baca Juga
Saat ini, Rosan mengatakan terdapat beberapa agen yang menyediakan instrumen Panda Bond. Akan tetapi, Bank of China menjadi penggerak pertama di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel