Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi: Simak Proyeksi Yield SUN Hari Ini

Mirae Asset Sekuritas memperkirakan rilis data cadangan devisa Indonesia Juli 2018 menjadi penentu pergerakan yield surat utang negara atau SUN pada hari ini, Selasa (7/8/2018) di tengah minimnya sentimen dari rilis data ekonomi AS semalam.
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA--Mirae Asset Sekuritas memperkirakan rilis data cadangan devisa Indonesia Juli 2018 menjadi penentu pergerakan yield surat utang negara atau SUN pada hari ini, Selasa (7/8/2018) di tengah minimnya sentimen dari rilis data ekonomi AS semalam.

"Dengan perkiraan bahwa data cadangan devisa Indonesia diprediksi menurun, rupiah terhadap dolar AS berpotensi melemah terbatas yang pada akhirnya mendorong kenaikan terbatas yield SUN (harga SUN turun terbatas) pada hari ini," kata Dhian Karyantono, Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas dalam riset harian, Selasa (7/8/2018).

Berikut ini perkiraan rentang harga dan yield SUN hari ini:

FR0063 (15 Mei 2023): 91,70 (7,74%) - 92,00 (7,66%)
FR0064 (15 Mei 2028): 88,40 (7,85%) - 88,90 (7,77%)
FR0065 (15 Mei 2033): 87,00 (8,15%) - 87,45 (8,10%)
FR0075 (15 Mei 2038): 93,45 (8,17%) - 93,95 (8,12%).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi melemah pada rentang Rp14.485 – Rp14.510 per dolar AS.

Pada perdagangan kemarin, harga SUN seri benchmark menguat terbatas karena didorong oleh sentimen positif dari rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 yang di luar dugaan meningkat signifikan ke level 5,27% (YoY) dibandingkan dengan ekspektasi pasar pada kisaran 5,12% (YoY) - 5,20% (YoY).

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018 juga meredakan kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan melambatnya ekonomi yang disebabkan oleh proses pengetatan secara bertahap kebijakan moneter Bank Indonesia.

Hal tersebut kemudian direspon positif oleh rupiah di mana nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat tipis sebesar 0,10% ke level Rp14.480 di tengah tekanan global sebagai akibat dari isu perang dagang.

Dhian mengatakan, apresiasi terbatas tersebut pada akhirnya mendorong harga SUN khususnya seri benchmark menguat terbatas meski secara umum harga obligasi cenderung melemah di tengah ketidakpastian global terkait isu perang dagang.

Sementara itu, total nominal transaksi obligasi pemerintah turun sebesar Rp4,26 triliun dibandingkan dengan Jumat minggu lalu menjadi hanya sebesar Rp8,53 triliun di mana SUN seri benchmark khususnya tenor 15 tahun mendominasi perdagangan di pasar sekunder kemarin.

Di pasar global, minimnya rilis data ekonomi AS membuat pasar fokus pada perkembangan perang dagang dan meningkatnya ketegangan geopolitik.

Minat terhadap aset safe haven di antaranya dolar AS dan US Treasury masih cukup tinggi di tengah tingginya sentimen negatif dari perang dagang setelah Tiongkok berencana untuk “membalas” kebijakan tarif proteksi perdagangan internasional AS dan meningkatnya kekhawatiran sebagai akibat dari diberlakukannya kembali sanksi ekonomi oleh AS kepada Iran yang rencananya akan mulai dijalankan hari ini.

Beberapa hal tersebut mendorong yield US Treasury khususnya tenor 10 tahun cenderung stagnan di level 2,95% dibandingkan dengan akhir minggu lalu sedangkan indeks dolar AS meningkat tipis ke level 95,36 poin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper