Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiwoom Sekuritas: Pasar Obligasi Ditopang Data Ekonomi Domestik

Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa pagi ini, Selasa (7/8/2018) pasar obligasi akan dibuka menguat dengan potensi flat untuk obligasi 5 tahun dan 10 tahun, tetapi tidak demikian dengan obligasi 15 tahun dan 20 tahun.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa pagi ini, Selasa (7/8/2018) pasar obligasi akan dibuka menguat dengan potensi flat untuk obligasi 5 tahun dan 10 tahun, tetapi tidak demikian dengan obligasi 15 tahun dan 20 tahun.

Maximilianus Nico Demus Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia mengatakan bahwa pasar obligasi hari ini menunjukkan pergerakan melemah dengan potensi melemah terbatas.

Obligasi 5 tahun dan 15 tahun sedang berada di garis batas support yang mungkin akan dipertahankan oleh Bank Indonesia untuk tidak melalui titik krusial tersebut.

"Data ekonomi mungkin masih akan menjadi pendorong menjaga pasar untuk tetap positif," katanya dalam riset harian, Selasa (7/8/2018).

Beralih dari sana, perkataan Jamie Diminta, CEO JPMorgan Chase, mungkin akan menjadi pandangan tersendiri apabila US Treasury berada di rentang 4% hingga 5%, yang akan menuntun imbal hasil obligasi 10 tahun Indonesia berada di rentang 8,75 – 9% apabila menggunakan selisih spread saat ini antara SUN 10 tahun dan UST 10 tahun.

Sementara itu, lanjutnya, lelang hari ini berpotensi akan mendatangkan penawaran yang cukup tinggi. Obligasi jangka pendek mungkin tetap akan mendominasi, tapi primadona sesungguhnya adalah PBS 12, dan PBS 15.

"Kami merekomendasikan hold hari ini untuk obligasi 5 tahun dan 10 tahun, tetapi potensi jual bagi obligasi 15 tahun dan 20 tahun apabila melewati 50bps," katanya.

Pada perdagangan kemarin, total transaksi menurun, tetapi total frekuensi meningkat dibandingkan dengan hari sebelumnya di tengah kenaikkan GDP yang cukup agresif.

Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 7 – 10 tahun, diikuti dengan 1 – 3 tahun dan 10 – 15 tahun. Sisanya merata di semua tenor hingga 20 tahun.

Pasar kemarin sempat bergerak melemah di pagi hari hingga siang hari, tetapi dengan kehadiran data GDP yang cukup memberikan angin segar, membuat pasar obligasi mengalami penguatan, meskipun tidak banyak.

Di pasae global, imbal hasil obligasi Zona Amerika ditutup bervariasi, didominasi oleh penurunan imba hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Colombia (6.86%). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Peru (5.34).

Imbal hasil wilayah Zona Eropa ditutup turun di semua Negara. Penurunan imbal hasil terbesar ada di Yunani (3.92%).

Imbal hasil Asia Pasifik di tutup bervariasi, didominasi oleh penurunan imbal hasil. Imbal hasil Obligasi Indonesia 10 tahun ditutup menguat di 7.79% dibandingkan hari sebelumnya di 7.82%.

Imbal hasil obligasi 20 tahun menguat di 8.19% dibandingkan hari sebelumnya di 8.20%.

Minyak Texas di tutup naik di harga US$69,01 per barel dibandingkan dengan hari sebelumnya US$68,49 per barel.

Rupiah ditutup menguat di Rp14.480 per dolar AS dibandingkan dengan hari sebelumnya di Rp14.495 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper