Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah & IHSG Kompak Melemah Siang Ini

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (7/8/2018), bersama nilai tukar rupiah.
Karyawan melakukan swafoto di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (3/8/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan melakukan swafoto di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (3/8/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (7/8/2018), bersama nilai tukar rupiah.

IHSG melemah 0,27% atau 16,34 poin ke level 6.084,79 pada akhir sesi I, setelah dibuka tergelincir turun tipis 0,02% atau 1,13 poin di level 6.100.  Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada level 6.079,48 – 6.113,99.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 148 saham menguat, 197 saham melemah, dan 252 saham stagnan dari 597 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di zona merah. Tekanan terbesar datang dari sektor konsumer (-0,85%) dan pertanian (-0,68%), sedangkan sektor industri dasar memimpin kenaikan di antara tiga sektor lainnya. Adapun pada perdagangan Senin (6/8/2018), IHSG mampu rebound dan berakhir menanjak 1,56% atau 93,59 poin di level 6.101,13,

Sementara itu, nilai tukar rupiah melemah tipis 2 poin atau 0,01% ke level Rp14.480 per dolar AS pada pukul 10.29 WIB, setelah tergelincir saat dibuka terdepresiasi 12 poin atau 0,08% pada posisi Rp14.490 per dolar AS.

Pada perdagangan Senin (6/8), mata uang Garuda mampu rebound dan ditutup menguat 0,14% atau 20 poin di level Rp14.478 per dolar AS.

Rupiah melemah setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) dikabarkan mengupayakan untuk menjatuhkan sanksi kepada Indonesia karena dianggap gagal mematuhi keputusan WTO.

Dilansir Reuters, pemerintah AS meminta Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) agar mengizinkan AS menjatuhkan sanksi perdagangan setelah AS memenangkan putusan WTO pada tahun lalu melawan aturan impor Indonesia atas sejumlah produk pertanian.

Dalam permohonan yang diajukan pemerintah AS kepada WTO, Indonesia disebut tidak mematuhi putusan yang dimaksud. Oleh karenanya, AS mengupayakan sanksi tahunan untuk mengompensasi kerugian yang dialami.

“Lebih dari sekadar dampak langsung pada barang-barang yang bersangkutan, implikasi pada sentimen pasar juga kemungkinan akan mendorong pukulan lebih lanjut pada mata uang dan pasar ekuitas negara itu [Indonesia],” ujar Jingyi Pan, pakar strategi pasar di IG Asia, dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper