Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tembaga Tersungkur, Bijih Besi Melambung

Harga bijih besi di AGX AsiaClear, Singapura, tercatat mengalami kenaikan 2,8% menjadi US$69,57 per ton dari posisi pada sesi sebelumnya. Harga tembaga London Metal Exchange justru tergelincir 1,4% menjadi US$6.120 per ton.
Ilustrasi cincin tembaga./Bloomberg-Andrey Rudakov
Ilustrasi cincin tembaga./Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga bijih besi di AGX AsiaClear, Singapura, tercatat mengalami kenaikan 2,8% menjadi US$69,57 per ton dari posisi pada sesi sebelumnya. Harga tembaga London Metal Exchange justru tergelincir 1,4% menjadi US$6.120 per ton.

Perbedaan kondisi harga tersebut menunjukkan beragam kekhawatiran yang berputar di sekitar perdagangan logam dasar. Tembaga kehilangan tenaganya dalam 2 bulan terakhir karena lonjakan tensi perdagangan yang dinilai dapat merugikan pertumbuhan perekonomian global.

Di sisi sebaliknya, bijih besi justru menuju puncaknya karena terdorong oleh kampanye anti polusi di China yang mendorong permintaan bahan berkualitas tinggi.

Analis Bloomberg Intelligence Zhu Yi menuturkan bahwa pasar besi merupakan pasar regional, harganya juga terdorong oleh penurunan produksi dalam beberapa waktu belakangan ini, adanya stimulus dari Dewan Negara China, dan sentimen yang kebanyakan bernada bullish.

“Tembaga lebih menjadi produk global, logam merah itu menjadi barometer ekonomi global. Sentimen saat ini sangat dipengaruhi oleh perang dagang” ujar Zhu, dikutip dari Bloomberg, Senin (6/8/2018).

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono menuturkan bahwa kemerosotan harga tembaga saat ini dipicu oleh penguatan dolar AS dan koreksi sejumlah mata uang yang berlawanan dengan dolar AS. Penguatan tersebut memicu harga-harga komoditas melemah, tak hanya tembaga, tetapi juga minyak, emas, dan logam dasar lainnya.

Wahyu menambahkan bahwa isu perang dagang yang diperkirakan bisa memicu perlambatan pertumbuhan ekonomi global turut menekan harga logam dasar.

“Agak berbeda dengan tembaga yang anjlok, bijih besi justru kinerjanya lumayan bagus karena tingkat permintaannya membaik dan adanya ancaman pasokan karena produksinya terhambat oleh isu lingkungan di China,” ujar Wahyu pada Bisnis, Senin (6/8).

Meskipun ada isu gangguan pasokan dari penghentian operasi tambang Escondida milik BHP Billiton di Chili, Wahyu menekankan bahwa isu penguatan dolar AS dan perang dagang lebih sensitif untuk membentuk sentimen pasar dibandingkan dengan isu penyusutan pasokan.

Faktor lain yang menekan harga tembaga adalah data ekonomi China. Perekonomian China yang melambat dinilai juga memberikan tekanan bagi harga tembaga dan logam dasar lainnya yang biasa dimanfaatkan untuk konstruksi dan manufaktur.

Wahyu memprediksi bahwa pelemahan harga tembaga dan logam lainnya dapat berlangsung untuk jangka menengah, tetapi masih ada peluang bagi harga komoditas tersebut untuk kembali menguat pada akhir tahun.

“Pada kuartal II/2018 dan kuartal III/2018 coba nanti kita lihat nasib dolar AS dan outlook dari Federal Reserve AS di akhir kuartal. Apabila outlook-nya dovishpada akhir 2018 dan awal 2019, maka kuartal IV/2018 nanti atau setidaknya akhir tahun bisa jadi harga-harga komoditas kembali rebound,” lanjutnya.

Wahyu memproyeksikan secara teknikal harga tembaga terancam menembus level psikologisnya di posisi US$6.000 per ton. Jika posisi tersebut ditembus, maka posisi selanjutnya berada di kisaran US$5.700 per ton – US$5.600 per ton.

“Untuk jangka pendek harga tembaga bisa bergerak di kisaran US$6.000 per ton – US$6.400 per ton.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper