Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Pekerjaan AS Dukung Ekspektasi Fed Rate, Dolar Stabil

Indeks dolar AS bergerak lebih kuat pada perdagangan pagi ini, Senin (6/8/2018), menyusul rilis data pekerjaan di Amerika Serikat yang memperkuat ekspektasi investor atas penaikan suku bunga acuan secara bertahap oleh Federal Reserve AS tahun ini.
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018)./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar AS bergerak lebih kuat pada perdagangan pagi ini, Senin (6/8/2018), menyusul rilis data pekerjaan di Amerika Serikat yang memperkuat ekspektasi investor atas penaikan suku bunga acuan secara bertahap oleh Federal Reserve AS tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang dunia menguat 0,08% atau 0,080 poin ke level 95,241 pada pukul 10.32 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka naik tipis 0,040 poin atau 0,04% di level 95,201, setelah pada perdagangan Jumat (3/8) berakhir turun tipis 0,01% atau 0,009 poin di posisi 95,161.

Dilansir dari Reuters, pertumbuhan pekerjaan AS menunjukkan hasil yang lebih kecil dari yang diperkirakan pada bulan Juli. Namun, penurunan pada tingkat pengangguran menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja semakin ketat.

“Kita melihat kekuatan dolar yang cukup konsisten,” kata Bart Wakabayashi, Branch Manager di State Street Bank.

“Meskipun [data yang dirilis] Jumat mungkin tidak mencapai target ketika menyangkut nonfarm payroll, angkanya masih positif. Ini adalah angka yang bagus dan kuat,” tambahnya.

Data nonfarm payroll pada Juli bertambah sebanyak 157.000 pekerjaan. Meski lebih kecil dari perkiraan dalam survei Reuters untuk peningkatan sebanyak 190.000, raihan pada Juli masih lebih besar dari sekitar 120.000 pekerjaan per bulan yang diperlukan untuk mengikuti pertumbuhan dalam populasi usia kerja.

Sementara itu bank sentral AS Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya pekan lalu, tetapi menyampaikan pandangan yang optimistis tentang perekonomian Negeri Paman Sam.

Th Fed juga melihat peluang kenaikan suku bunga lebih lanjut sebanyak dua kali hingga akhir tahun ini didukung kondisi ekonomi AS.

Di sisi lain, mata uang yen pagi ini tergelincir dari penguatannya terhadap dolar AS yang berhasil dibukukan pekan lalu. Yen terpantau terdepresiasi 0,07 poin ke level 111,33 per dolar AS setelah berakhir menguat 0,40 poin di posisi 111,26 pada Jumat (3/8).

Penguatan yen pada Jumat didukung kekhawatiran tentang tensi perdagangan antara China dan AS setelah China mengusulkan tarif pembalasan atas barang-barang asal AS senilai US$60 miliar seperti gas alam cair dan pesawat terbang.

Namun menurut Wakabayashi, dampak negatif pada pasar dari tarif perdagangan antara kedua negara tersebut tidak seburuk seperti yang terlihat sebelumnya.

“Setiap kali ada ketidakseimbangan di pasar dalam hal ketidakpastian, pelaku pasar mungkin awalnya akan mencari dolar AS,” kata Wakabayashi.

Posisi indeks dolar AS                                                                        

6/8/2018

(Pk. 10.32 WIB)

95,241

(+0,08%)

3/8/2018

95,161

(-0,01%)

2/8/2018

95,170

(+0,54%)

1/8/2018

94,661

(+0,11%)

31/7/2018

94,554

(+0,22%)

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper