Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Obligasi: Peluang Koreksi Terbuka

Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai peluang koreksi bagi pasar obligasi hari ini, Senin (6/8/2018) cukup terbuka setelah beberapa seri terus melemah.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai peluang koreksi bagi pasar obligasi hari ini, Senin (6/8/2018) cukup terbuka setelah beberapa seri terus melemah.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariasi.

Obligasi 5 tahun dan 15 tahun sudah mulai berada di bawah titik support yang beberapa waktu lalu dianggap krusial.

"Seandainya hari ini obligasi 5 tahun dan 15 tahun terus melemah, jual merupakan rekomendasi kami," katanya dalam riset harian, Senin (6/8/2018).

Nico mengatakan, obligasi 10 tahun dan 20 tahun masih memiliki ruang pelemahan hingga ke batas support.

Menurutnya, fokus berikutnya adalah penantian data GDP yang secara estimasi diperkirakan berada di 5,12% yoy dari sebelumnya 5,06% yoy. Tentu hal ini akan menjadi sentimen positif di tengah ketidakpastian dari eksternal yang masih cukup tinggi.

Dari luar negeri, cadangan devisa China juga akan keluar, yang diestimasikan akan turun menjadi US$3.107 miliar dari sebelumnya US$3.112,13 miliar. Sedikit banyak hal ini memberikan indikasi hasil dari perang dagang antara Amerika dengan China.

"Kami merekomendasikan hold hari ini, apabila pasar obligasi bergerak > 50 bps, akan menjadi arah dari pasar obligasi," katanya.

Pada perdagangan Jumat (3/8/2018) pekan lalu, total transaksi obligasi meningkat, tetapi total frekuensi turun dibandingkan hari sebelumnya, di tengah bervariasi pergerakan pasar obligasi kemarin.

Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 10 – 15 tahun, diikuti dengan 5 – 7 tahun dan 3 – 5 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga 20 tahun.

Pasar obligasi kemarin masih bergerak bervariatif, meskipun secara teknikal analisa, pasar obligasi seharusnya berada di area penguatan.

Namun demikian, kenaikkan imbal hasil yang terjadi di Eropa dan Amerika membuat beberapa negara emerging market mengalami imbasnya.

Di pasar global, imbal hasil obligasi zona Amerika ditutup mengalami kenaikkan di semua negara. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Kanada (2,35%).

Imbalhasil wilayah zona Eropa ditutup naik disemua negara, kecuali Italia. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Jerman (0,40%). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Italia (2,91%).

Imbal hasil Asia Pasifik di tutup bervariasi, didominasi oleh kenaikkan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di India (7,76%). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Pakistan (9,80%). Imbal hasil Obligasi Indonesia 10 tahun ditutup melemah di 7,82% dibandingkan hari sebelumnya di 7,77%.

Imbal hasil obligasi 20 tahun melemah di 8,20% dibandingkan hari sebelumnya di 8,16%. Minyak Texas di tutup turun di harga US$68,49 per barel dibandingkan dengan hari sebelumnya 68,96. Rupiah di tutup melemah di Rp14.495 dibandingkan hari sebelumnya di Rp14.475 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper