Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Wijaya Karya (WIKA) Naikkan Target 2018

Kontraktor pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menaikkan target keuangan 2018 sejalan dengan kemampuan keuangan perseroan serta sejumlah proyek yang masih dibidik perseroan.
Pekerja melakukan pengecekan rutin beton di pabrik milik PT Wijaya Karya Beton./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan pengecekan rutin beton di pabrik milik PT Wijaya Karya Beton./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA— Kontraktor pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menaikkan target keuangan 2018 sejalan dengan kemampuan keuangan perseroan serta sejumlah proyek yang masih dibidik perseroan.

Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana menjelaskan bahwa perseroan merevisi naik sejumlah target 2018. Pertama, emiten berkode saham WIKA itu mengubah target kontrak baru dari Rp57,24 triliun menjadi Rp58,11 triliun.

Kedua, WIKA menaikkan target pendapatan dari Rp39,43 triliun menjadi Rp39,48 triliun. Dengan demikian, proyeksi laba bersih perseroan pada tahun ini naik dari sebelumnya Rp1,96 triliun menjadi Rp2,03 triliun.

Sejalan dengan proyeksi tersebut, Tumiyana mengatakan akan menjaga rasio keuangan yang dimiliki perseroan. Per 30 Juni 2018, WIKA memiliki gross gearing ratio di level 0,95 kali dan net gearing ratio 0,28 kali.

“Artinya perseroan masih punya ruang yang lebar [untuk ekspansi]. Debt to equity ratio kami jaga di level 2,2 kali dan gearing 1,1 kali,” ujarnya kepada Bisnis.cpm, akhir pekan lalu.

Dia mengungkapkan WIKA tengah memperkuat posisi di Asean dan Afrika. Saat ini, perseroan memiliki proyek di beberapa negara seperti Malaysia, Filipina, Timor Leste, Algeria, dan Dubai.

“Net profit untuk kontrak luar negeri, seperti di Filipina, bisa sampai 12%. Kalau di Afrika di kisaran 8%-12%,” imbuhnya.

Pihaknya menargetkan perseroan tidak selalu bergantung kepada proyek pemerintah. Sampai dengan ahir tahun ini, komposisi proyek pemerintah diperkirakan sebesar 16,7% dari total kontrak dihadapi.

Secara terpisah, Direktur Operasi III Wijaya Karya Destiawan Soewardjono mengungkapkan terdapat beberapa potensi proyek luar negeri yang tengah diincar perseroan. Saat ini, WIKA tengah melakukan negosiasi untuk pekerjaan rehabilitasi istana Presiden Niger.

“Kalau clear semua pada 9 Agustus 2018 akan ditandatangangi di Niger,” jelasnya.

Sebagai catatan, Wijaya Karya memeroleh pendapatan Rp12,97 triliun pada semester I/2018. Pencapaian itu tercatat naik 36,83% dari periode yang sama tahun lalu Rp9,48 triliun.

Sementara itu, beban pokok pendapatan juga mengalami kenaikan 40,89% secara tahunan pada semester I/2018. Jumlah yang dikeluarkan naik dari Rp8,47 triliun pada semester I/2017 menjadi Rp11,94 triliun.

Dari situ, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 18,66% secara tahunan pada semester I/2018. Laba bersih yang dikantongi emiten berkode saham WIKA itu Rp517,25 miliar per 30 Juni 2018.

Adapun, sampai dengan semester I/2018, WIKA mengantongi kontrak dari luar negeri Rp1,3 triliun. Jumlah itu setara dengan 34,12% dari target Rp3,8 triliun yang dipasang tahun ini.

Dari dalam negeri, WIKA membukukan nilai kontrak baru Rp20,56 triliun atau 35,91% dari target realisasi yang dipasang pada 2018.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham WIKA ditutup menguat 15 poin atau 0,96% ke level Rp1.570 pada penutupan perdagangan, Jumat (3/8). Untuk periode berjalan 2018, pergerakan harga tercatat positif 1,29%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper