Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tensi Dagang AS-China Masih Bebani Bursa Asia Pagi Ini

Bursa saham Asia sedikit lesu pada perdagangan pagi ini, Jumat (3/8/2018), saat penguatan saham teknologi di bursa Wall Street dibayangi perkembangan terbaru seputar tensi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia sedikit lesu pada perdagangan pagi ini, Jumat (3/8/2018), saat penguatan saham teknologi di bursa Wall Street dibayangi perkembangan terbaru seputar tensi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Dilansir dari Reuters, indeks saham MSCI Asia Pacific, selain Jepang, turun tipis 0,03%. Indeks ini telah turun sekitar 0,6% sepanjang pekan ini, di antaranya diakibatkan ketegangan dagang yang memanas antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Perang perdagangan antara keduanya semakin intensif pada pertengahan pekan setelah Presiden AS Donald Trump meningkatkan tekanan pada China dengan mengusulkan kenaikan tarif menjadi 25% terhadap impor senilai US$200 miliar asal China.

"Pasar ekuitas [Asia] sekarang memiliki waktu untuk berhimpun kembali dan tenang setelah kemerosotan kemarin. Namun, konflik perdagangan AS-China melibatkan episentrum kawasan ini dan akan terus membebani ekuitas Asia secara psikologis,” kata Masahiro Ichikawa, pakar strategi senior di Sumitomo Mitsui Asset Management, dikutip Reuters.

Investor tetap berhati-hati menjelang rilis laporan pekerjaan di AS untuk bukan Juli yang akan dirilis hari ini waktu setempat. Data tersebut dapat memberi gambaran kesehatan ekonomi AS serta kemungkinan petunjuk tentang laju kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Di sisi lain, indeks Nikkei 225 Jepang dan Kospi Korea Selatan mampu naik 0,25% dan 0,32% masing-masing, menarik beberapa dukungan dari penguatan bursa saham AS semalam

Saham Apple mendorong naik indeks S&P 500 dan Nasdaq di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (2/8), setelah produsen iPhone tersebut menjadi perusahaan AS pertama yang mencetak US$1 triliun dalam hal nilai pasar.

Indeks S&P 500 berakhir naik 0,49% atau 13,86 poin di 2.827,22 dan indeks Nasdaq Composite menanjak 1,24% ke level 7.802,69.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia dilaporkan memperpanjang kenaikan yang dibukukannya semalam dan menguat ke level 95,209.

Isu tensi dagang tampaknya mendorong permintaan untuk mata uang AS tersebut, selain karena pelemahan pound sterling.

Nilai tukar pound sterling turun lebih dari 0,8% pada Kamis (2/8) meskipun Bank of England menaikkan suku bunga acuannya, setelah Gubernur BoE Mark Carney mengatakan kebijakan moneter perlu 'berjalan alih-alih berlari' serta menyatakan keprihatinan tentang risiko Brexit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper