Bisnis.com, JAKARTA – Aksi jual terus membebani bursa saham Eropa pada perdagangan Kamis (2/8/2018), didorong pelemahan indeks DAX Jerman dengan hasil laporan keuangan Siemens yang mengecewakan.
Indeks Stoxx 600 Eropa mengakhiri sesi perdagangan Kamis dengan turun 0,8% ke level terendah dalam satu pekan, saat investor melepaskan aset-aset berisiko menyusul ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan tarif AS terhadap impor China.
Indeks DAX Jerman, yang paling sensitif dengan isu perdagangan, turun 1,5% saat saham Siemens melemah. Saham Siemens turun 4,7% setelah melaporkan pendapatan yang lebih rendah dari yang diperkirakan, meskipun labanya sedikit melampaui ekspektasi.
Para analis dan pedagang mengatakan penurunan tersebut mungkin karena kekhawatiran atas strategi baru "Vision 2020+" dan kekecewaan bahwa perusahaan tidak meningkatkan proyeksi labanya.
“Saya rasa, di atas laporan keuangan, pasar khawatir tentang ketidakpastian tarif,” kata Emmanuel Cau, kepala strategi ekuitas Eropa di Barclays, dikutip Reuters.
Sektor otomotif, yang telah mengalami kerugian dalam beberapa pekan terakhir akibat ancaman AS untuk memberlakukan lebih banyak tarif, turun 1%.
Saham BMW berakhir turun 0,4% setelah melaporkan penurunan 6% lebih kecil dari perkiraan atas laba operasional pada kuartal kedua. Hal ini menepis kekhawatiran tentang aturan anti polusi baru dan ketegangan perdagangan global yang menyebabkan rivalnya, Daimler, mengeluarkan peringatan atas laba. Saham Daimler sendiri turun 1,4%.
Meski demikian, Cau memberi rekomendasi "overweight" untuk otomotif, dengan menyoroti bahwa volume mobil masih naik dan marjin akan bertahan walaupun investor menghindari sektor ini karena kekhawatiran tarif.
Banyak saham lain yang tertekan karena hasil laporan keuangan yang mengecewakan.
Saham Altice Europe merosot 16,3% setelah melaporkan kerugian margin ketika perusahaan ini mendorong promosi yang agresif di Prancis pada kuartal kedua.
Saham Hugo Boss turun 7,8% setelah labanya meleset dari perkiraan. “EBITDA 2% yang tidak mengenai sasaran kemungkinan akan diterima secara negatif mengingat kekhawatiran bahwa kinerja ritel kuat yang mendasari Hugo Boss tidak menyebabkan peningkatan margin," terang analis Berenberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
_1692301785.jpg?w=80&h=80)
